Rabu, 02 Juli 2008

Imajinasi

Imajinasi adalah kekuatan menghasilkan ide atau gambaran atau citra diri. Hampir semua orang (yang sudah mampu berpikir) dipastikan pernah berimajinasi akan satu hal, bisa mengenai cita-cita atau sesuatu yang diimpikan.


Imajinasi atau fantasi memiliki korelasi linier dengan kreativitas. Dengan kata lain orang yang suka berimajinasi biasanya orang yang kreatif atau berpotensi menjadi kreatif. Misalnya bila kita mendengar kata kreativitas seringkali yang kerap muncul dalam benak kita adalah pelukis, penulis dan musisi. Namun tidak semua buah kreatif itu bagus karena hasil dari imajinasi ada yang produktif dan ada yang kontraproduktif. Sifatnya bisa konstruktif atau destruktif.

Contoh imajinasi yang menelurkan kreativitas yang produktif dan konstruktif misalnya cerpen, novel dan film. Bagi pencinta buku, cerpen dan novel dapat menularkan nuansa tertentu usai membacanya. Begitupun dengan film, acapkali kita akan merasakan sensasi yang berbeda setelah pertunjukan selesai. Dikatakan produktif karena hasil mengkhayal penulis ini mampu memberikan antusiasme positif bagi orang lain. Didalam film dan novel, orang akan mendengarkan dan seolah-olah menjadi saksi didalam alur cerita tsb. Juga ada kata-kata bijak dan hal positif untuk diambil hikmahnya. Banyak yang terinspirasi atau bahkan menjadi wahana pengembangan fantasi tersendiri setelah menonton film atau membaca novel. Padahal baik cerpen, novel, komik ataupun film adalah karya fiksi dari hasil imajinasi sang penulis.

Mengarang adalah bentuk imajinasi yang dituangkan bisa dalam bentuk tulisan atau sekedar diceritakan kepada orang lain. Pelawak juga produktif karena mampu mengarang cerita yang menghibur. Tapi dampak dari mengarang ini bisa dalam bentuk yang kontraproduktif.

Mengkhayal suatu cerita yang kemudian diceritakan kepada orang lain dengan percaya diri seakan-akan buah dari suatu peristiwa nyata merupakan kebohongan. Cerita ini jadi destruktif atau merugikan karena menciptakan karakter buruk bagi sang pencerita. Memang mengarang cerita bohong adalah kreatif, akan tapi bersifat merusak. Sama halnya dengan pembual.

Dalam cerpen AA Navis (Robohnya Surau Kami), seorang pembual yang kerjanya setiap hari membual dari satu tempat ketempat lain dapat membuat seorang penjaga masjid yang dicintai, bunuh diri setelah mendengar cerita sang pembual. Keasyikan membual bisa menjadi kebiasaan yang mungkin sangat merugikan diri sendiri dan orang lain.

Kebiasaan buruk harus segera disadari dan berusaha kembali kejalur yang benar agar tidak terlanjur mengakar dan membentuk watak. Jika saja imajinasi yang tercetus kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan seperti cerpen, maka kreativitas destruktif tsb akan berubah menjadi hal yang positif.

Karena bagaimanapun, kreativitas harus selalu ditingkatkan. Semakin banyak membaca (apapun: cerpen, novel, komik) dan menonton film (apapun: kartun, sciencefiction, drama), akan semakin mengembangkan daya imajinasi dan berfantasi maka semakin berpotensi kita menjadi produktif demi menuju maqam tertinggi dalam hidup.

-Y-

Tidak ada komentar:

Perkawinan Tanpa Anak (Bagian IV)

Ancol, 2012 Belum lama diminggu lalu, muncul lagi istilah childfree saat seorang kawan menanyakan keadaan saya. hehe.. sudah lama rasanya to...