Kamis, 17 November 2022

Higher Ground (UB40)

[Hook]:

Every hour of every day I'm learning more
The more I learn, the less I know about before

The less I know, the more I want to look around
Digging deep for clues on higher ground

Moon and stars sit way up high
Earth and trees beneath them lie
The wind blows fragrant lullaby
To cool the night for you and I

On the wing the birds fly free
Leviathan tames angry sea
The flower waits for honeybee
The sunrise wakes new life in me

[Hook]
Every hour of every day I'm learning more
The more I learn, the less I know about before
The less I know, the more I want to look around
Digging deep for clues on higher ground

The fishes swim while rivers run
Through fields to feast my eyes upon
Intoxicated drinking from
The loving cup of burning sun

In dreams I'll crave familiar taste
Of whispered rain on weary face
Of kisses sweet and warm embrace
Another time, another place

[Hook]
Every hour of every day I'm learning more
The more I learn, the less I know about before
The less I know, the more I want to look around
Digging deep for clues on higher ground

Every hour of every day I'm learning more
The more I learn, the less I know about before
The less I know, the more I want to look around
Digging deep for clues on higher ground

Moon and stars sit way up high
Earth and trees beneath them lie
The wind blows fragrant lullaby
To cool the night for you and I

On the wing the birds fly free
Leviathan tames angry sea
The flower waits for honeybee
The sunrise wakes new life in me

[Hook]
Every hour of every day I'm learning more
The more I learn, the less I know about before
The less I know, the more I want to look around
Digging deep for clues on higher ground

The fishes swim while rivers run
Through fields to feast my eyes upon
Intoxicated drinking from
The loving cup of burning sun

In dreams I'll crave familiar taste
Of whispered rain on weary face
Of kisses sweet and warm embrace
Another time, another place

[Hook]
Every hour of every day I'm learning more
The more I learn, the less I know about before
The less I know, the more I want to look around
Digging deep for clues on higher ground


https://open.spotify.com/track/3mDoAC8R1miOQ6Ld1NkAYH?si=2400ba8fb6d9406b&nd=1

Source of lyric: https://genius.com/Ub40-higher-ground-lyrics

Sabtu, 22 Oktober 2022

Just overwhelm

what is happening to the world

everything seems to crumble down

people can't stand on their own feet

gravity pulls them apart

..

I am not talking physically

Selasa, 18 Oktober 2022

Menulis

Ayo menulis..

susah..

malas..

ngapain sih menulis..

ngomong lebih gampang..

atau joget aja..

nyanyi deh..

atau diem ajalah.. 

eh.. bengong lebih enak..


Menulis itu penting bagi kamu yang perlu menguraikan benang kusut di otakmu melalui kata-kata. Mungkin sumbernya tidak selalu kusut juga, tapi bisa membantu pelan-pelan mengurangi sumpek dari campur baur topik dan bahasan yang ada di kepalamu. Hasil tulisan ya bisa buat konsumsi sendiri, buat orang lain, atau terus kita bejek-bejek aja kalo abis nulis di kertas. hihi.. 

oh.. aku ingat, menulis juga bisa mengatasi kesepianmu. Kok bisa? iya, dengan menulis kamu seperti bicara dengan seseorang yang kamu ingin mereka tahu isi di kepalamu, tanpa harus kamu mendengar feedback dari mereka. Semacam monolog, atau khutbah sendiri gitu. hehe.. Jadi banyak ya manfaat menulis. 

Berat bener pagi-pagi bahas menulis? hehe... lanjut ajalah ya.. acak-acakan tak mengapa.

Katanya, untuk bisa menulis itu perlu pengalaman. Maksudnya pengalaman yang dialami supaya bisa mendeskripsikan yang dimaksud penulis, pengalaman ini bisa dari kejadian sehari-hari, membaca, menonton, eksperimen, apapun hasil dari persepsi kita ketika menangkap dan mengintepretasikan pengalaman indra kita. Dari sini, lalu pengalaman tadi dituangkan dalam kata-kata. Supaya bisa dibaca lagi, atau buat tujuan supaya orang lain ikut baca.

Ada juga yang hobinya ngomong terus, karena pengalamannya sudah banyak dan ingin berbagai pengalamannya. Apalagi di era digital gini, video ajalah lebih gampang, beres. Betul banget. Ini lebih mudah, tapi tidak semua orang bisa ngomong dengan baik dan ingin atau suka ngomong lho. Ada yang hobinya mendengarkan, menonton, atau menulis. Jadi menuangkan ide atau pengalaman dalam bentuk ngomong saja atau menulis, ini perkara suka, tuntutan, iseng, atau kombinasinya.  

Minggu, 02 Oktober 2022

Kembali ke Kantor

Senin, 3 Oktober 2022 adalah tanggal resmi peraturan dari kantor saya memberlakukan bekerja dari kantor (work from office - wfo). Kalau sebelumnya, modalities masih bekerja dari rumah (work from home-wfh) artinya karyawan boleh bekerja dari rumah atau boleh juga bekerja dari kantor, tapi harus pesan tempat dulu sebelum ke kantor karena pembatasan volume, dan tentu wajib pakai masker. Atau bisa dibilang hukumnya mubah kalau pakai salah satu kata pada hukum Islam, hehe.... 


Tadinya saya rindu sekali bekerja di kantor, menjadi normal seperti sebelumnya. Karena merasa sesuatu yang kurang dari wfh, seperti: merasa terisolasi, tidak ada sentuhan personal dengan klien dan kolega, bosan tentunya dengan keadaan meja kerja di rumah, badan mudah letih karena kebanyakan duduk saja, dunia hanya seluas rumah saya yang sempit, dan dunia terlihat segede dari gadget dan bacaan buku saja, tidak ada pengalaman nyata, serta tidak punya teman (hehe.. ini mah derita saya ya.. wkwkwk).  

Setelah lebih dari dua tahun, sejak 13 Maret 2020 hingga kini 2 Oktober 2022, saya bekerja dari rumah. Saya dan kolega kerja saya pun merasakan hal yang sama, yaitu sudah terbiasa dengan rapat melalui online, bekerja di rumah dengan jam yang tidak umum untuk jam kerja, melakukan serangkaian acara seminar dan pelatihan online. Semua terasa begitu praktis jika menilik dari sisi efisiensi upaya terkait transportasi, yang tidak perlu macet dengan waktu yang lama. Keadaan seperti itu, kantor itu tidak laku, tidak banyak yang ingin bekerja di kantor meskipun dibolehkan, karena kebanyakan sudah nyaman dapat bekerja dari rumah. Lagi juga hampir 40% pekerjaan saya adalah komunikasi dengan rekan-rekan global yang bisanya ya email atau online meeting. 

Sebenarnya ya selama ini saya tidak 100% banget wfh, karena tetap ada beberapa agenda online meeting dan event dengan klien dan kolega di sini, bahkan sampai meeting global saja di Vietnam. hehe... , tapi tetap saya merasa sudah terbiasa dengan konsep bekerja dari rumah ini. Apalagi saat ini saya bekerja dan kuliah. huhu.. membantu sekali bekerja dari rumah ini. Tapi kan harus move on ya, gimana dong..

Apa yang perlu disiapkan?

Seperti saat new normal versi awal (saya tulis keadaan ini di tulisan sebelumnya), semua perlu persiapan. Bedanya saat pandemi itu, menghadapi new normal adalah sebuah kewajiban, bukan pilihan! Sedangkan saat ini, sepertinya wfo masih bisa kompromi dengan manajemen kalau ingin bekerja dari rumah beberapa waktu. Saya sebagai konsultan, sebenarnya tidak wajib juga wfo setiap hari. Tapi kan ini mindset ya, kebiasaan wfh.

Saya yakin perlu waktu untuk menata kembali proses gaya bekerja ini supaya saya tetap nyaman. Ya sudah, bismillah saja dengan tekad sehat dan bahagia serta makmur jaya. hehe... Harus pandai atur waktu dan disiplin dengan perencanaan. Jadi direncanain dulu agendanya, lalu eksekusi dengan disiplin. Itu sih niatnya. hehe.. 

Yang ada di-angan kamu apa dengan wfo nanti?

Bayangan enak saja ya.. Saya bisa melihat beragam emosi dan kondisi fisik ragam manusia dengan riil. Saya bisa merasakan lagi ikatan personal dengan kolega dan klien. Bisa makan siang dengan obrolan receh atau berat dengan orang lain. Ada peluang dapat menjalin network dengan baik. Harusnya masih banyak lagi sih yang baik-baik.. tapi ini kenapa mentok. 

Sudah sana.. kembali ke jurnal.😤

-Y-

Minggu, 28 Agustus 2022

I Hate My Husband!

Saya yakin kalau orang baca judul tulisan ini biasanya bisa jadi marahin saya. Kok bisa-bisanya suami sendiri dibenci, harusnya ya love terus gitu. Hehe.. ya ndak tau ya. Kalau udah benci ya benci aja gitu. 

Memang tidak boleh ya dalam rumah tangga kalau istri benci suami? padahal keliatannya suami ya kok lempeng aja sifatnya dan kelakuannya. Tapi saya-nya yang senewen sendiri. Karena hal sepele banget buat suami, tapi buat saya jadi besar. Misal meletakkan barang sembarang, duh kayak gini gampang distract emosi saya yang tadinya adem ayem. Maunya tidak menyalahkan PMS, sebab kalau disadari saat tidak PMS pun saya mudah marah sama suami. Marah tidak berarti benci sih. Tapi bisa terjadi saat tidak marah tapi keluar rasa benci. 

Aku benci suami karena ... 

Banyak alasan istri membenci suami yang secara umum, antara lain: suami tidak perhatian, suami males, suami tidak bertanggung jawab, suami kasar, suami menyakiti fisik atau mental, suami egois dan tidak bisa jadi teman baik lagi, suami sibuk sendiri dan tidak terbuka, kita sedang merasa bosan, kurang kencan, suami tidak kompak, luntur kesenangan bersama, suami tidak bisa diajak kompromi lagi. Kita bicara benci di sini dalam konteks rumah tangga normal ya, bukan karena ada perempuan atau lelaki lain. 

Tapii.. benci yang saya rasakan itu bukan karena alasan di atas itu semua. Kalau dipikir-pikir semuanya itu baik-baik saja. Pertanyaannya, memang kenapa kamu benci suamimu? kalau ditanya begitu sebenarnya ya jawabannya sederhana, saya sadari biasanya kalau saya marah karena sesuatu hal yang tidak saya inginkan dari kenyataan yang terjadi. Misal, saat weekend saya maunya malas saja di rumah, tapi suami tetap energik ngajak buat nongkrong di warkop (a.k.a berlaptop). Tapi bisa jadi sebaliknya, saat weekend saya sedang ada kerjaan dan perlu duduk di laptop, tapi suami maunya di rumah saja, ya sudah di rumah saja saya kerja, tapi terus suami tidur karena mau istirahat, haha.. kayak gini saja saya jadi ngiri, maunya tidur juga. Egois ya namanya. 

Terkadang benci ke suami itu timbul karena sebenarnya ada beban di pikiran saya sendiri, baik itu karena pekerjaan atau overthinking hal-hal sepele, yang membuat saya kalau memindahkan beban itu dengan mengeluarkan rasa benci kepada suami sebagai pelampiasan, maka bisa lebih ringan beban pikiran saya. Padahal mah itu akibat ribet dengan pikiran sendiri. haha..

Banyak alasan yang bisa dibuat untuk semakin membenci suami. Padahal, suami kan bukan orang yang sempurna. Mestinya ya saya bercermin juga ya. Saya tidak tahu deh kalau para suami tuh sering muncul rasa benci sama istri ndak ya?? jangan-jangan sama.. aaahh tidaaak.

Sebenarnya, masih bisa merenung dan menyadari hal yang terjadi lalu berpikir penyebabnya itu sudah bagus lho. haha.. ini namanya instrospeksi. Maksudnya supaya tidak larut dalam kebencian begitu. 

Lalu harus bagaimana .. 

Kalau sudah entah ini disebut puncak atau tidak, saya kemudian browsing, apakah perasaan ini wajar? lalu dari google banyaklah muncul artikel yang membahas.. haha.. semakin pusing. Tapi paling tidak saya jadi merasa, I am not alone. haha.. yang tentu saya akan pilah artikel yang mendukung saya jadi lebih produktif dan tentu dapat meredam atau melunturkan rasa benci itu.

Caranya gimana dong..

Pertama di bagian atas tadi itu, introspeksi adalah kunci. Jadi, menyadari apa yang sedang dirasakan, lalu mencoba memahami apa yang sedang terjadi akan lebih mudah menuju langkah selanjutnya.

Kedua, jika suami yang salah, maka maafkan kesalahan kecil atau besar yang sebenarnya sumbernya dari dirimu karena antara lain akibat dari standar kebersihan atau kerapihanmu yang terlalu tinggi! kalau kesalahannya jelas dari suami ya sebaiknya dibicarakan. Agar selesai masalahnya. 

duck face yanuaryani.blogspot.com
Ketiga, mari berdamai dengan dirimu sendiri, bahwa rasa benci itu muncul dari pikiranmu. So.. mari sibukkan dengan pikiran lain, baca buku, alihkan ke hobi, atau kerjain tugas kantor atau kampus. haha.. banyak kerjaan tapi please don't act seolah-olah bos tajir. 

Keempat, suami itu tidak sempurna, seperti dirimulah. Jadi, mari belajar menerima ketidaksempurnaan. Be nice, be wise, be sincere. Namaste. 

Kelima, this one always works for me: pandanglah suami dengan tatapan mata memicing dan penuh kebencian, pastikan suami melihat kita, lalu bilang: I hate you (in audible). Kemudian suami akan membalas: I love you (in audible also) lalu monyong, jadi mulut suami membentuk duck face.  Dengan begini, niscaya saya akan langsung tersenyum. Terima kasih cinta.

- resentment ends-

- Y - 

Kamis, 18 Agustus 2022

Oh

Hari begini, semua merasa harus tau segalanya
zaman segini, orang dituntut paham tentang semuanya

Padahal kan kita cuma manusia
yang terbatas banget tau tentang dunia
sementar, banyak orang yang merasa paling tau tentang luar dunia..
yang gaib.. wih.. sakti..

Hidup ga bisa santai
teknologi udah kaya dewa
padahal ya orang juga yang bikin dia sempurna
lepas dari teknologi
manusia jadi kopong

Ucapan inginnya di copy paste aja biar gampang
Info yang masuk ke otak kebanyakan printilannya dibandingkan ilmu penting 
pengetahuan ga selalu yang bagus yang masuk
penuh pikirannya
mau meledak

Terus ga tau harus apa.. hanyut lagi dalam gawai..
ngegoler.. nyari entah apa yang ingin dicari di antara berita-berita.. cerita-cerita.. foto-foto.. video-video.. jurnal-jurnal.. oh

-Y-


Sabtu, 13 Agustus 2022

Jalan-jalan ke Vietnam - Da Nang & Ha Noi

Kesempatan ke negara ini karena ada workshop kantor yang seperti biasa saya minta 1 hari perpanjangan untuk menikmati Vietnam. (6-11/8/2022). Kota tujuan utama adalah Da Nang, karena penerbangan yang terbatas, jadinya perjalanan pesawat saya harus transit di Ho Chin Min, lalu transit di Hanoi, lalu besok paginya baru penerbangan domestik ke Da Nang. Saya ada kesempatan menginap di Hanoi. Penerbangan saat berangkat menggunakan Vietnam Airlines.

Kali ini saya sama sekali tidak membeli sim card local, pede banget deh, sebab mikir saya banyak menghabiskan waktu di dalam hotel. Dan kebetulan kawan saya sudah beli, jadi saya dia saja yang pakai untuk pesan taksi dan penunjuk jalan kalau kita pas jalan kaki. Saya cuma butuh hp untuk foto-foto saja. Hehe.. Semua airport dan hotel sudah menyediakan free wi-fi. Dan hampir semua restoran di Vietnam sudah menyediakan wi-finya. Jadi pas makan malam di restauran luar hotel, saya minta petugas password wi-finya. 

Meal at Vietnam Airlines

Hanoi

Di sini saya tiba malam hari dengan memesan penginapan di Hotel De l'Opera di pusat kota. Dari bandara ke hotel naik taksi dengan tarif sekitar 500,000 Vdn. Semua taksi menggunakan argo di sana. Kalau di kota ada juga grab, jadi bisa kita memesan mobil atau makanan lewat Grab. Sama kayak Indonesia kan, relatif lebih murah dari Indonesia tarifnya.

Hotel De l'Opera Hanoi Vietnam
Hotel De l'Opera, Hanoi

Di hotel ini menyediakan payung di setiap kamar, pas ketika saya ke sana paginya turun hujan jadi bisa jalan-jalan ke luar memakai payung. Menu sarapannya enak sekali di hotel ini, Pho ayamnya pas sekali menghangatkan pagi yang lumayan adem diguyur hujan itu.

Melihat pemandangan kota Hanoi di sekitar hotel ini, tidak banyak gedung tinggi seperti di Sudirman. Bangunannya dominan berupa deretan low-mid rise saja. Kendaraan lalu lalang dengan ganasnya. Haha.. Tapi tetap tidak ada tabrakan ya. Klakson hal yang biasa di sana. Motor banyak.

 
Hanoi City
Hanoi

Da Nang

Da Nang Vietnam
Da Nang Beach

Di negri ini yang saya sangat suka adalah makanannya, cocok dengan saya. Kecuali saya memilih untuk tidak memakan daging babi. Jadi untuk segala pemesanan, pastikan bertanya dahulu agar ditunjukkan makanan yang bukan daging babi.

Saya menginap di hotel Pullman selaman 3 hari. Pemandangan dari lobi ke pantai sungguh cantik dari hotel ini. Pantai dengan pasir putih dan kamu bisa bermain mandi di pantai. kecuali saya yang tidak sempat menikmati pantai atau kolam renang cantiknya. 

Pullman Hotel Da Nang
Pullman Hotel Da Nang

Di kota ini, kami di ajak makan di luar hotel dengan makanan yang enak-enak semua di restoran terbaik sepertinya yang dipilih. Dan karena kebetulan rekan kerja ada yang vegetarian, jadi dipilih restoran yang menyediakan menu bagi vegetarian. 

Bep Cuon Danang

Bep Cuon Da Nang
Bep Cuon Da Nang

This is a very recommended restaurant (link for Bep Cuon Da Nang). Rasanya enak sekali, segar dan menunya sangat beragam. 

Hai San Pho

Hai San Pho Da Nang

Restaurant menu sea food. Saya suka oyster cheesenya dan makanan lainnya juga menurut saya enak. Tapi saat ke sana sepertinya tidak terlalu ramai, bisa jadi karena tempatnya lega banget. Coba lihat di sini ya lokasinya (google map).

Selain makan-makan, di kota ini bisa saya nikmati jembatan-jembatannya. Kalau sore saat weekend ada yang memancing, berlari sore, atau duduk-duduk di jalur pedestrian pinggir sungai. 

Vietnam Bridge
Vietnam Bridge



Saya ke sini tidak berharap bisa ambil foto jembatan dengan cantik. haha.. pertama karena keadaan tidak memungkinkan dan kedua karena memang saya tidak canggih, harap maklum rakyat jelata. haha..

Di kota ini saya juga berjalan ke pink cathedral, tempat ibadah kawan-kawan Katolik. Di sini wisatawan boleh mengambil foto tetapi hanya sebatas di luar gerbang gereja. Lihat info lebih jelas tentang gereja tersebut di sini ya (Pink Church Vietnam). Di gereja ini, saya menunggu kawan saya yang ikut beribadah sebentar di dalam gereja. Karena kebetulan pas waktunya misa sore. Jadi saya bisa merasakan hikmatnya ketenangan ibadah dari mereka. 

Pink Church Da Nang
Pink Church

Di Vietnam itu yang seru dan khas adalah tempat makan itu umumnya menyediakan bangku dan meja kecil buat tamu yang ditata di halaman atau jalur pedestrian dan menghadap ke jalanan. Jadi kalau di Indonesia kan biasanya bangku itu menghadap bentuk meja kotak atau bulat, jadi rombongan tamu akan saling bicara atau duduk berhadapan. Kalau di sini, semuanya menghadap jalanan. Dan bangku serta mejanya dibuat pendek, seperti bangku anak TK. Banyak tempat makan unyu-unyu di sini. Sama seperti Jakarta atau Bali.



Sempat beli oleh-oleh di pasar ini, tapi ndak tau namanya pasar apa. Hehe.. saya beli kipas dan magnet kulkas di sini.



Hoi An

Dari Da Nang, saya pindah ke Hoi An karena kota ini banyak suguhan eksotis yang menarik untuk dinikmati. Di kota ini saya datang berdua kawan saya lalu menginap di Up Town Hotel, semalam 500,000 Vdn, sekalian pesan taksi buat ke bandara jadi 800,000 Vdn. Lumayan banget fasilitasnya, ada shower air panas, bersih, wi fi ok, dan meminjamkan sepeda. Dekat hotel ini ada minimarket, banyak jajanan lokal, dekat atm, dekat taman kota, dan dekat terminal bis elektrik pariwisata ke kota tua Hoi An. Naik kereta mobil elektrik ini bayarnya 10,000 Vdn per orang. 


Hoi An lokasinya sekitar setengah jam dari Da Nang, dan 30-45 menit dari kota ini ke bandara. Di sini banyak hal menyenangkan yang bisa kamu nikmati. Kota tua dengan suguhan bangunan kuno, lalu kamu bisa ke pantai, dan tentunya menikmati makanan. nyam..nyam..

Chua Cau temple
Chua Cau Temple Bridge

Di hari kerja lumayan banyak turis ke sini. Jangan lupa kamu cicipi kopi dinginnya, kopi telornya, dan pokoknya semua perkopian. Belanja oleh-oleh di sini aja, jangan lupa tawar. Ada juga pasar rakyatnya, tempat yang pas buat borong oleh-oleh di sini. Kalau kehabisan cash, ada ATM di dekat pasar itu. Karena ga semua toko atau penjual siap dengan kartu. 

Cho Hoi An Vietnam
Cho Hoi An

Cho Hoi An Vietnam

Hoi An Vietnam
Old Town Hoi An

Kamu bisa ke pantainya, banyak di sini. Saya ke Bai Tam An Bang. Pantainya gratis dan banyak street foodnya. Naik taksi aja ke pantai, gampang pulang pergi ada. 

Bai Tam An Bang Beach
Bai Tam An Bang, Hoi An

Selain itu, di dekat hotel Up Town itu kamu bisa cicipin jajanan lokalnya. Hehe.. Saya nyobain tutut bumbu (keong kecil-kecil). Mirip dengan masakan kalau saya pulang kampung Ibu saya di Banten. Harganya per porsi 30,000 Vdn. 

Snail Sucking Vietnam
Snail Sucking Vietnam

Nah, satu ini mesti banget kamu cobain. Terkenal banget. Kalau di Jakarta kamu makan kudu ke Cali Deli yang premium ya. Di sini namanya Banh Mi di tempat makan Madam Khanh, dekat pasar letaknya. Tempatnya kecil saja, tapi rasanya enak banget. Rotinya kriuk lembut dalamnya, saya minta vegetarian, pakai telor, keju, tomat, selada. Hanya 20,000 Vdn.

Banh Mi Madam Khanh
Banh Mi Madam Kanh

Setelah hampir 3 tahun tidak naik pesawat, ini perdana langsung ke Vietnam. Alangkah bahagianya disuguhkan panorama pantai dan bangunan kuno yang indah, makanan yang lezat, serta suasana baru yang menambah kenangan indah berkelana ke negeri orang :)

-Y-

Minggu, 19 Juni 2022

Sister

Halo.. kita tidak ada yang pernah tahu akan jadi apa nasib kita di masa depan. Katanya nasib kita sekarang adalah hasil rekaman dari perbuatan masa lalu. Buatku, kalimat itu bukan untukmu, mungkin juga bukan untuk kita semua. Tidak ada orang yang ingin sakit bukan. Sakit ya sebagian besar karena the randomness of the universe saja. Kita tidak pernah tahu siapa yang akan kena giliran sial yang harus dinikmati itu. 

Kamu orang yang baik dan selalu berhati ringan, hanya kasih sayang dan perhatian yang kau perlukan. Kursi roda menjadi segala saksi sejak kau mulai bersahabat dengan ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis), sejak sekitar 4 tahun lalu. Ibu menaruh pikiran besar untuk membuatmu bahagia, begitupun kakak-kakakmu, adikmu, ponakan, sepupu dan saudara-saudaramu ingin selalu melihat senyum manis di bibirmu. Sedikit saja air matamu menetes, maka kami tak sanggup untuk iklaskan.

Di saat tubuhmu sangat bergantung pada orang lain dan di saat yang sama akalmu itu dapat bekerja dengan baik. Pikiranmu pasti berperang dengan ragamu yang tak bersahabat, dan sulitnya kata yang ingin kau ucapkan, serta sukarnya kau ingin agar kami mengerti perkatanmu. Pasti sangat berat keadaanmu sekarang, tapi gapapa.. ini sedang kita alami bersama, yuk kita belajar berdamai dengan keadaan. Kita belajar untuk sama-sama mengerti. Aku akan belajar untuk memahami ucapanmu dengan segala cara. 

Jangan khawatir akan apapun, kita semua dengan senang hati merawatmu, menjagamu, dan pasti selalu menyayangimu. Kita sama-sama jaga konsistensi semangatmu, sama seperti saat Ibu dengan tekun membuatkan bubur untuk sarapanmu, atau memasak oncom, makanan favoritmu untuk makan malam. Pelan-pelan saja, sama seperti saat semua dengan sabar menyuapimu. Kapan-kapan aku suapin lagi mie ayam ya. Kunyah saja perlahan dan sesap dengan nikmat. Kami bahagia melihatmu menikmati setiap sendok nutrisi yang kau telan. Besok pagi kita mulai lagi ya latihan menggerakkan lengan dan kakimu, supaya ototmu terhibur juga. Kita sapa lagi cahaya mentari besok pagi, sebelum kamu mandi dan menikmati sarapan yang dibuatkan Ibu :)

Sister to sister we will always be, a couple of nuts in our family tree :)

-YA-

Sabtu, 01 Januari 2022

Refleksi 2021 - tentang diri

Courtesy of Sasa Azzahra 
Di masa ini, di mana saya masih bekerja dari rumah sejak Maret 2020, harus bersyukur karena perusahaan tempat saya bekerja dan pekerjaan saya, terbilang masih bisa produktif menjalankan perannya. Tentu efektifitasnya tidak sama dengan tahun sebelum New Normal ini. Namun secara pribadi, besar peluang mendapatkan pekerjaan sampingan yang dapat dilakukan secara online dan untuk belajar hal baru secara online. Ini adalah peluang dan pilihan. Jika ada peluang, maka pilihannya adalah menyita waktu seluruh waktu akhir pekan  untuk pekerjaan atau ingin menggunakannya untuk bersantai. Untungnya, saya suka menjadi sibuk dan produktif. Mengerjakan pekerjaan baru artinya akan dapat tambah pengalaman dan tentunya tambahan tabungan pendidikan. Saya tak ingin melepaskan kesempatan ini, jadi ya saya ambil setiap pekerjaan yang ditawarkan kepada saya. Overwhelming? tentu saja.. tapi untungnya semua bisa dilakukan online dan masih bisa diatur dengan baik. 

Dengan sedu sedan, resah, frustasi dan terkadang bahagia yang bercampur risau semua orang menjalani tahun 2021. Detik tetap berjalan, apapun yang terjadi. Hari berganti dan laju hidup tak dapat mengulang apa yang sudah terlewat. Tak semua orang memiliki keberuntungan. Sayangnya, tak semua orang yang beruntung mampu meresap nikmat.

Pekerjaan yang saya miliki saat ini sangatlah nyaman, aman dan mungkin didambakan banyak orang. Tahun ini, saya sibukkan dengan juga mengerjakan pekerjaan sampingan. Namun, untuk keseimbangan jiwa, saya merasa ada yang kurang dengan rutinitas pekerjaan dan umur yang sudah kepala 4. Lalu, saya mengalihkan motivasi untuk mendapatkan beasiswa. Motivasi paling dasar adalah saya ingin sekolah dan belajar lagi. Tahun 2021 adalah batas umur terakhir saya bisa mengajukan beasiswa LPDP.  Saya berupaya keras untuk lolos beasiswa. Termasuk latihan soal dan mengikuti tes Toefl sebanyak 2 kali agar bisa dapat nilai yang masuk untuk batas syarat administrasi minimal 530, yang dilakukan diantara pekerjaan inti dan sampingan. Sekalian saya mengasah kemampuan bahasa Inggris yang pas-pasan ini. Namun rupanya upaya saya tak cukup kuat. Saya gagal pada seleksi kedua. Menyesal tidak lolos? 

Tentu saja sangat menyesal dan bersedih. Hal ini saya akui karena kurang serius untuk latihan soal lebih banyak, mungkin menyepelekan karena terlalu percaya diri dengan persiapan administrasi yang sudah lolos dan persiapan wawancara nanti. Beberapa hari saya menangis karena merasa kurang giat berusaha dan artinya saya harus meminta bantuan suami untuk kepastian biaya pendidikan saya selanjutnya. 

Saya mampu membiaya sekolah hanya untuk beberapa semester, tapi tidak hingga selesai. Karena sekolah lagi berarti komitmen penuh. Komitmen utama adalah sekolah, pekerjaan tidak bisa lagi full time dan bukan lagi prioritas utama. Ini berarti, biaya yang dikeluarkan menjadi tidak sedikit karena saya harus fokus menyelesaikan pendidikan. Saya tidak suka hal ini yang berarti saya mungkin tidak mandiri secara finansial jika tidak dapat beasiswa. Oleh sebab itu maka dukungan moral dan material dari suami adalah yang paling saya butuhkan. 

Mari kita move on, di mana selanjutnya adalah persiapan tes untuk dapat diterima di Universitas untuk program doktoral yang melalui serangkaian tes dari mulai seleksi administrasi, tes tertulis, presentasi dan wawancara. Dengan persiapan pra-proposal yang masih jauh dari matang, Alhamdulillah saya diterima. Penilaian terpenting dari hasil wawancara menurut saya adalah kesiapan diri secara mental dan finansial. Mental artinya mampu menyelesaikan dengan baik, finansial artinya sekolah lagi memerlukan dukungan keuangan anda yang stabil minimal buat saya 3 tahun ke depan. Jika kedua isu ini dapat dijawab dengan tepat, maka kemungkinan besar dapat diterima.

----

Selain hal yang semuanya serius di atas itu, kita juga pastinya butuh hiburan. Untuk mengisi hari libur, piknik ke luar kota hanya bisa dilakukan sepanjang kita mampu berkendara sendiri. Paling jauh adalah ke Jogja sekaligus mencoba rute tol baru, dan bersyukur masih bisa dilakukan bersama orangtua kami. Meski pada perjalanan ini, kami tetap isi waktunya sebagian besar dengan pekerjaan. Semuanya berusaha kami seimbangkan antara keluarga, liburan dan pekerjaan.

Bepergian dengan naik transportasi umum atau ke Bali misalnya, belum berani dilakukan. Tapi kalau sekedar makan di warung atau sekali nonton bioskop masih dapat dilakukan. Sebenarnya tempat umum sudah jauh lebih longgar aturannya di akhir tahun ini dibandingkan pertengahan tahun. Tapi tetap kami memprioritaskan untuk tetap di rumah saja.

Saat ini, hiburan yang paling mudah adalah bergantung dengan koneksi internet, antara lain: nonton film atau acara melalui youtube atau netflix, ngobrol dengan kawan secara online dan membaca buku yang dibeli secara online atau sesekali ke toko buku, serta mengintip cerita ga penting yang bisa menghibur dari media sosial. Saya sadar ini adalah kemewahan. Mohon maaf atas kesombongan ini. Situasi ini tentu tidak sama dengan teman-teman yang tidak memiliki koneksi internet (dengan baik), namun (saya harap) mereka pasti mampu mendapatkan pilihan hiburannya sendiri dengan keadaannya.

Media sosial menjadi yang utama di masa ini. Banyak orang yang menumpahkan isi pikiran dan pengalamannya karena alasan antara lain ingin berbagi kepada orang lain atau sekedar ingin menumpahkan emosi di medsos. Banyak yang ingin menunjukkan ekspresi, ingin terkenal, ingin komentar, ingin membela, ingin menonjol, dan buat kita jadi banyak baca yang ngalor-ngidul. Namun banyak juga yang tak (ingin) hadir di media sosial. Mereka tetap menyimpan kehidupannya sebagai privasi dengan alasan antara lain tak banyak bermain gadget atau media sosial atau tak ingin orang asing mengenal pribadinya. 

Mengenai hal ini, saya pikir karena umumnya kita tak peduli dengan kesedihan atau kesenangan orang yang share kehidupannya di media sosial. Begitu pula dengan foto atau cerita yang saya bagi di medsos, termasuk blog ini. Saya merangkum catatan pada selembar halaman ini. Intinya ya pamer juga, wong isinya tentang kehidupan pribadi. Tapi paling yang baca ya saya sendiri. Jarang orang yang mau baca blog kalau ceritanya tidak menarik sekali atau pas dengan topik yang mereka cari. Ada kemungkinan mereka sengaja membaca blog orang hanya untuk menguntit, tapi siapa yang peduli. Memang blog dibuat untuk dapat dibaca kan. Jadi bisa dibilang orang cenderung menikmati cerita dan mengintip dinding halaman orang lain di dunia maya dengan sengaja melalui Instagram, facebook, twitter dan youtube.

Buat saya, sulit melihat mana yang benar dan asli dari media sosial personal. Kebanyakan seperti palsu, terlalu bagus, kadang menjijikkan dan seringkali menghibur. Tidak ada yang salah. Saya cuma ingin tidak terlalu lama mengintipnya. Kalau untuk lucu-lucuan, misal nonton Lulu kucing, nonton jalan-jalan makan, jalan-jalan ke NewYork di Youtube, model begini yang saya ikuti. Oh, saya suka ikuti saluran Endgamenya pak Gita, apalagi pas ceritanya Bu Sri Mulyani. Mencerahkan sekali. Ingin sekali bisa cerdas dan tenang seperti Ibu SM.. LOVE.

-- 

Mari bersiap menghadapi tahun ini dengan menjalankan pekerjaan, pendidikan, keluarga dan kesadaran dengan santun. 

Tak perlu tergesa.  

Pilihan sudah ditentukan. 

Konsekuensi niscaya dikenyam. 

Kalau kata suami yang ngambil dari film-film begini: hypothetical situation does not count. 

Well, I agree. C'est la vie. 

Let us continue with what we have chosen with all the consequences. What we need is to be persistent, hard work, and be sincere.

-Y-


Pilihan dan Alamat Rezeki

Kata Satre begini: "We are our choices" artinya, apa yang menjadikan dan membentuk karakter, nilai atau keadaan kita saat ini adal...