Selasa, 16 Desember 2014

Kata Kau

kau kagum akan khidmatnya; 
kepada sesuatu yang pernah kau mengerti
seperti pelita di balik kaca tipis yang tak pernah padam
sedang jelaga (seolah) tak boleh hadir; 
harapan membumbungkan bara itu

hari demi hari, jam demi jam, menit demi menit,
bukan tujuannya;
selain kepada sesuatu seperti yang pernah kau mengerti,
tapi kau (ingin) tak peduli, itu masa lalu, belum lalu yang sangat,
itu hanya fasenya, kata kau

tapi kau tak begitu, dulu, kata kau
kau berbeda, tidak seperti ia, kata kau

kau pun tak berharap tuk kembali seperti dia, 
sekejap waktu menyulapmu;
hamster tak lagi masyuk bermain roller coaster,
pensiun sebagai pengerat,
bermimpi menjadi elang,
kuat, bebas, sakti

ia tunduk akan waktu yang ditandai oleh gaung, tak acuhkan yang lain,
tak penting barangkali,
kecuali menjadi pelengkap yang tak menarik,
meski jelas arti hak dan batil, 
tak jua membuka mata 

barangkali kau dianggap batu, karena kau tak seharmoni
seperti sungai yang dijanjikan,
kau timbulkan riak yang merubahnya jadi gelombang,
tidak indah;
padahal air kan menyatu kembali, pikir kau 

kau hanya menghibur diri kawan,
tapi siapa yang tak ingin terhibur?
ia bak jalan di padang pasir
berjumpa oasis (yang barangkali palsu), gumam kau

ah sudahlah, hari sudah malam
tutup buku dan pejamkan mata

selamat malam

-Y-

Senin, 15 Desember 2014

Petualangan ke Bandar Lampung

Kali ini namanya liburan spontan. Hehe.. sebab rencananya hanya ingin menikmati pantai, tetapi karena salah sangka, he.. liburannya jadi seru banget.

Begini.. awalnya ingin memenuhi undangan seorang kawan di Cilegon. Dalam perjalanan menuju lokasi pesta, kami melewati pelabuhan Merak. Tak disangka ternyata partner saya juga siap jadi supir cabutan.

09.00 WIB: Dari Jakarta, jarak ke Merak sekitar 118 km, isi bensin sekitar 30 liter, dengan tarif tol 36.000. Karena bukan hari libur, jalan tol lancar saja.

Pesta Perkawinan

12.00 WIB: Biasanya di setiap daerah, punya ciri yang khas ketika menggelar pesta. Kali ini, saya mau bercerita sedikit hasil amatan tentang pesta perkawinan di Cilegon (14/12/2014).


Yang namanya pesta pasti seru dan ramai. Ada saja sesuatu yang tampak, lalu membuat kita tersenyum. Nah, soal makanan ya. Kebanyakan sih mirip dengan makanan di pestanya Jakarta. Satu yang menarik perhatian, yaitu apem. Ini dihidangkan khusus lho. Rasa apemnya tidak seperti apem biasanya yang rasa pandan atau gula merah, tapi plain aja atau tawar. Lalu disiram dengan kuah gula merah,baru terasa sedapnya.
 
Apem Gula Merah
Soal hiburannya, para tamu dijamu dengan musik irama gambus. Wih, serasa di padang pasir. Pemain musiknya sudah pada kawakan deh kelihatannya dan biduannya....aduhai cantik-cantiknya. Lihat saja foto di bawah ini. Saya sangat terhibur :)


Nah.. sudah cukup ya di pestanya. Sekarang kita mulai menelusuri bagian yang asik. 

14.00: Untuk menyeberang ke Lampung, kami melalui pelabuhan Merak. Untuk masuk ke dalam kapal feri, satu mobil dikenakan retribusi 360.000. Hehe.. lumayan mahal ya. Kalau per orang tanpa kendaraan, sepertinya lebih murah. Sttt.. ini kali pertama saya naik kapal feri. wiihh.. i felt so excited :)

Menuju Kapal Feri
Menuju Lampung 
Setelah memarkirkan mobil di geladak dasar, penumpang diarahkan ke geladak atas. Setibanya di geladak atas, banyak anak-anak kampung yang menawarkan hiburan atraksi, yaitu mereka siap terjun dari lantai teratas kapal lalu melompat ke laut. Syaratnya, penumpang melemarkan uang ke laut. Sebaiknya uang kertas, lalu mereka akan melompat dan memungutnya. Sekedar 1.000, 2.000 atau 5.000. Mereka senang dapat duit, penumpang juga ikut terhibur. Tegang dan mereka santai saja mengambang-ngambang menunggu uang yang dilemparkan lagi. hehe.. ada-ada aja deh,
  
Atraksi Anak Merak
Oh iya, di geladak penumpang ada ruangan yang berAC dan yang tidak. Kamar mandinya bersih dan nyaman. Cuma saja sayangnya di tempat ber-AC atau di geladak ruang terbuka, orang yang merokok itu bebas banget. Mesti, pintar-pintar cari tempat yang nyaman. 
Geladak Penumpang
Kafetaria juga tersedia, lalu ada hiburan dangdut. Karena suara musiknya hingar banget, saya lebih milih lihat-lihat laut saja. Lah wong jarang-jarang lihat laut, jadi saya puas-puasin.
Pemandangan Pelabuhan Merak
Perjalanan Merak-Lampung memakan waktu 3,5 jam. Lama karena ketika tiba di dekat Lampung, kapal harus menunggu hingga pelabuhan siap menerima kapal untuk berlabuh. jadi tiba di Lampung jam 5.30 sore. 

Nah, karena sudah sore dan sulitnya mencari penginapan di Lampung Selatan, lalu kami bergegas menuju Bandar Lampung. Supir cabutan siap beraksi.

Lampung in Action

17.30 WIB: Katanya jalan raya lintas Sumatra ini cukup rawan, jadi diusahakan tiba di Bandar Lampung sebelum gelap. Wah.. mana mungkin. Tapi dengan kekuatan super, eh supir.. diusahakan ngebut. Kebetulan jalanan tidak ramai kendaraan, tinggal truk-truk lambat saja yang jadi penghambat. Cuman karena itu jalan kampung, tetap harus berhati-hati manakala ada yang tetiba menyeberang.




Menuju kota berjarak 97 km, sekitar 2,5jam kami melaju. Sampailah di kota Bandar Lampung. Segarrrr... karena kota habis diguyur hujan. Kami menginap di Sheraton hotel, tarifnya 650rb. Tidak terlalu mahal dibandingkan hotel-hotel di Bandung atau Jakarta tapi nyuaaaman sekali hotelnya. Sangat direkomendasikan lho. Barangkali kalau tidak spontan, akan lebih murah lagi.

20.30 WIB: saatnya mengisi perut. Ah... tanpa persiapan ini kami kesulitan mencari kuliner yang mumpuni. Melajulah kami ke J. Arief RH. Ada resto Kembang Pandan. Tempatnya bagus, harganya terjangkau dan rasanya lumayan. Kami cobain gurame kecap kacang plus pete dan pindang iga. Sayangnya rasa petenya belum menyerap di ikan, tapi tetap sedap sih, soalnya laper berat. Berdua makan harganya tidak sampai 100rb. Sedap kan. Murah meriah.

 
Gurame Bakar ala Kembang Pandan
Lampung di Pagi Hari

(14/12/2014) Setelah sarapan gratisan hotel, hehe.. karena bangunnya kesiangan. Saatnya menikmati kota dan berburu oleh-oleh.. hehe...

Setiap bangunan di kota selalu dihiasi dengan siger, yang menjadi ikon dan kekhasan kota. Siger ini simbolisasi sifat feminin lho, filosofinya tidak hanya sebagai lambang tetap juga untuk mengangkat nilai feminisme. Keren ya :)




Setelah puas muter-muter, kami menuju pusat oleh-oleh panganan. Kami pilih yang terkenal dan paling ramai yaitu toko Yen-Yen. Letaknya di dekat klenteng. Nuansa Pecinan terasa sekali. Kalau mau membeli suvenir kain batik khas Lampung, bisa ke toko Souvenir Lampung. Bagus-bagus lho, corak khas Lampung itu berani, ramai dan warnanya cerah-cerah.




12.00: Usai sudah menikmati kota Bandar Lampung, saatnya kembali ke Jakarta. Tarif masuk Pelabuhan Bakehuni sama yaitu 360.000. Jangan lupa tambah biaya tol, di Lampung kami mengisi bensin lagi untuk persiapan perjalanan. Tiba di Merak jam 4 sore. Lalu perjalanan dilanjutkan dan kami sampai rumah jam 8an malam.



Kalau membayangkan angin laut saat kapal melaju dan menerpa tubuh, wih.. asik deh. Sekarang, sambil merem pun, saya masih dapat merasakannya damai dan syahdunya, hehe..  :) 

Yuk ayuk ke Lampung ...

-Y-

Pilihan dan Alamat Rezeki

Kata Satre begini: "We are our choices" artinya, apa yang menjadikan dan membentuk karakter, nilai atau keadaan kita saat ini adal...