Selasa, 16 Desember 2014

Kata Kau

kau kagum akan khidmatnya; 
kepada sesuatu yang pernah kau mengerti
seperti pelita di balik kaca tipis yang tak pernah padam
sedang jelaga (seolah) tak boleh hadir; 
harapan membumbungkan bara itu

hari demi hari, jam demi jam, menit demi menit,
bukan tujuannya;
selain kepada sesuatu seperti yang pernah kau mengerti,
tapi kau (ingin) tak peduli, itu masa lalu, belum lalu yang sangat,
itu hanya fasenya, kata kau

tapi kau tak begitu, dulu, kata kau
kau berbeda, tidak seperti ia, kata kau

kau pun tak berharap tuk kembali seperti dia, 
sekejap waktu menyulapmu;
hamster tak lagi masyuk bermain roller coaster,
pensiun sebagai pengerat,
bermimpi menjadi elang,
kuat, bebas, sakti

ia tunduk akan waktu yang ditandai oleh gaung, tak acuhkan yang lain,
tak penting barangkali,
kecuali menjadi pelengkap yang tak menarik,
meski jelas arti hak dan batil, 
tak jua membuka mata 

barangkali kau dianggap batu, karena kau tak seharmoni
seperti sungai yang dijanjikan,
kau timbulkan riak yang merubahnya jadi gelombang,
tidak indah;
padahal air kan menyatu kembali, pikir kau 

kau hanya menghibur diri kawan,
tapi siapa yang tak ingin terhibur?
ia bak jalan di padang pasir
berjumpa oasis (yang barangkali palsu), gumam kau

ah sudahlah, hari sudah malam
tutup buku dan pejamkan mata

selamat malam

-Y-

Tidak ada komentar:

Perkawinan Tanpa Anak (Bagian IV)

Ancol, 2012 Belum lama diminggu lalu, muncul lagi istilah childfree saat seorang kawan menanyakan keadaan saya. hehe.. sudah lama rasanya to...