Senin, 29 Oktober 2012

Liburan ke Bali Tanpa Gadget

Apa yang akan dilakukan kalau kita berlibur, lalu tidak membawa handphone, kamera atau alat elektronik lainnya, bahkan belum menyusun rencana jalan-jalan? Nah, itulah yang terjadi pada saya beberapa minggu lalu.

Liburan kali ini memang mendadak, cuti dihari kerja, lalu sepulang jam kerja langsung menuju bandara. Bayangkan keadaan jalanan di jam kerja, sementara diriku mengejar waktu keberangkatan pesawat agar tidak ketinggalan. Ngebut itu sudah pasti! Ada enaknya ke bandara bawa mobil sendiri dan parkir inap saja di bandara, itu memudahkan kita kalau perginya tidak lama. Dan sampai di bandara tepat 10 menit sebelum waktu check in habis. Fiiuh.. sampai Bali, waktu telah masuk tengah malam. Ya sudah.. langsung aja menuju hotel. Bobo..

Nekat mencari sensasi liburan yang berbeda, tapi tidak membawa gadget, benar-benar diluar skenario. Kali kedua, di Bali berlibur sendiri, sedangkan pasangan saya, saat itu sedang sibuk-sibuknya, jadi tidak bisa menemani.
---
Bangun tidur sengaja siang, karena sadar tidak bawa gadget sudah sejak di bandara. Jadinya yang bisa dilakukan adalah cari sarapan dulu.. lalu ya.. yang terpikir hanya jalan kaki.. benar-benar jalan kaki.

Titik mula jalan kaki di hotel, lalu sarapan di Discovery mall (masih di jalan Kartika Plaza). Saya amati , jalur pedestrian bersahabat dan nyaman, hanya sedikit di ditemui beberapa orang yang coba menawarkan jasa pijat, tato atau sewa kendaraan, sedangkan selebihnya kondisinya baik. Kemudian, Jalan kaki dilanjutkan ke Legian, sambil mencari warnet untuk nge-print tiket pulang. Disepanjang jalan Kartika memang ada beberapa warnet, tapi tidak dilengkapi printer atau kalaupun ada printernya, komputernya tidak bisa buka format Pdf. Baru ketemu warnet yang lengkap dan cantik ya di Legian itu, plus cafe nan teduh karena interiornya banyak yang dari kayu. Sayangnya saya lupa nama tempatnya.

 
View Larger Map

Nah, itu dipeta rute jalan saya. Dari hotel ke Legian lalu belok ke jalan Melasti menuju Kuta. Kira-kira jaraknya 4 km. Saya menikmati pemandangan saja: toko-toko, turis-turis, lalu lalang kendaraan, ada juga motor yang dimodifikasi untuk tempat membawa papan selancar, kemudian saya melewati lokasi bom bali oktober 2002. Saya lihat banyak rangkaian bunga dan foto-foto korban ledakan yang diletakkan ditempat itu, rupanya keesokkan harinya adalah hari mengenang peristiwa tersebut.

Setelah kira-kira 2,5 jam jalan kaki, saya makan siang di Kuta. Dan saya lanjutkan berjalan di sepanjang tepi pantai, dimana cuaca sungguh terik, saya biarkan diri bermandikan cahaya matahari. Kulit ini dengan gembira menyambut angin pantai yang mulai menyapu peluh di sekujur tubuh. Lalu saya terus berjalan menembus pepohonan dan beberapa warung penjual kelapa. Kaki mengajak berhenti tuk sejenak menikmati udara pantai, tapi rasa penasaran menghentikan niat itu. Saya terus berjalan.

Pemandangan pantai dan desir ombak serta udara yang sedikit bercampur pasir yang harum menyegarkan pikiran. Lalu, setibanya di belakang Discovery mall, saya sedikit berkeliling di mall itu untuk mencari oleh-oleh. Bagi pemburu oleh-oleh murah, saya tidak menyarankan tempat ini. Sebagai perbandingan, kacang joget saya beli di mall ini Rp. 36.000,- sedangkan di sebuah toko dekat jalan Kemayoran (dekat bandara), hanya Rp. 15.000,-. Lumayan ya.

Setelah cukup oleh-oleh, saya keluar pintu utama Discovery mall yaitu kembali ke jalan Katika Plaza. Lalu saya lanjutkan lagi berjalan kaki menuju bandara kira-kira 3,2 km. Yang agak rumit adalah di bandara. Dari pintu utama ke bandaranya tidak ada jalur pedestrian, mungkin kebanyakan orang berkendara atau berharap memang belum disediakan. Padahal kalau dari jalan Dewi Sartika saja, tidak sampai sekilo ke bandara. Di Bali kali ini, saya berjalan kaki hampir 5 jam dengan  jarak tempuh sekitar 9 km. Lalu saya berisitirahat di bandara sambil menunggu waktu keberangkatan pesawat. Sesampainya di Jakarta, kaki tidak terasa begitu capek, tapi wajah dan kulit tubuh yang agak gelap tidak bisa disembunyikan.

Senangnya menjelajahi secuil Pulau Dewata dengan berjalan kaki, tidak menghasilkan polusi dan jiwa raga sepenuhnya menikmatinya. Ada yang mau/sudah mencoba? (^ _^)..

-Y-

Pilihan dan Alamat Rezeki

Kata Satre begini: "We are our choices" artinya, apa yang menjadikan dan membentuk karakter, nilai atau keadaan kita saat ini adal...