Minggu, 19 September 2010

Lilin Pelapis Buah


Tulisan kali ini, berawal dari temuan atas pengalaman yang tidak disengaja. Seperti biasa, saya mencuci dahulu apel dengan air matang sebelum memakannya. Pada saat mengerok kulit buah dengan pisau karena hendak membersihkan dari sedikit kotoran pada permukaan kulit buah, saya dapati adanya remah-remah lilin. Ketika semakin saya kerok kulitnya, semakin banyak serutan lilinnya. Seketika juga saya kupas kulit sebelum dimakan karena takut lilin tersebut beracun pada tubuh.


Ternyata setelah bertanya dan membaca beberapa jurnal, lilin pelapis apel itu dapat dimakan (edible film and coating) karena terbuat dari bahan pengawet yang tidak beracun. Bahan pengawet tersebut berfungsi untuk menjaga kesegaran buah selama proses distribusi hingga sampai ke tangan konsumen. Hal ini dilakukan karena buah terus mengalami respirasi setelah dipanen.

Kesegaran buah dapat dijaga dengan mengurangi tingkat transfer gas dan dengan mengendalikan faktor-faktor seperti komposisi gas pada buah (oksigen, karbon dioksida dan etilen), gas-gas disekitar buah, permeabilitas uap air, suhu, kelembababan relatif dan cahaya. Edible film and coating merupakan semi permeable barrier yang dapat menjaga kualitas makanan. Coating ini biodegradable (dapat hancur secara biologis) dan fisiknya menangkap karbondioksida yang berada di dalam buah, menyegel pori-pori serta mengurangi pertukaran gas yang terjadi melalui kulit buah1.

Beberapa contoh bahan pengawet pada pelapis kulit buah antara lain terbuat dari gliserol, kolagen, galaktomannans dan whey protein concentrate (berisi ascorbic acid ditambah dengan CaCl2). Lapisan film pada buah yang dapat dimakan tersebut, bukan berasal dari produk sintetis (bahan kimia buatan) tetapi antara lain terdiri atas tiga jenis bahan biologis yaitu polisakarida, protein dan lipida yang aman untuk dikonsumsi. Misalnya galaktomannan berasal dari albumin atau endosperma biji misalnya dari keluarga Leguminosae, Adenanthera pavonina (saga) dan Caesalpinia pulcherrima (kembang merak). Keduanya merupakan buah tropikal asia dan biasa digunakan sebagai tanaman hias.

Jadi, jangan khawatir untuk mengonsumsi buah apel bersama dengan kulitnya, asalkan terlebih dahulu dicuci. Berikut ini link jurnal yang berisi tentang contoh bahan pelapis buah (tidak saja apel) yang menunjukkan kekuatan edible film and coating dalam menjaga kesegaran buah dan komposisi dari bahan tersebut. Semoga bermanfaat J

Tidak ada komentar:

Perkawinan Tanpa Anak (Bagian IV)

Ancol, 2012 Belum lama diminggu lalu, muncul lagi istilah childfree saat seorang kawan menanyakan keadaan saya. hehe.. sudah lama rasanya to...