Jumat, 06 Juli 2012

Jadi Penumpang Bis di Tengah Macetnya Ibukota....

Bicara soal macet di Jakarta, sudah pasti bukan barang baru. Reaksi orang juga beragam, dari mulai yang marah-marah, ngedumel, teriak, cuek, bahkan ada yang tetap sabar dan sampai kebal dengan biasanya akan bilang sambil tersenyum: "enjoy aja! (gaya iklan rokok)".


Saya sering alami macet kalau pulang kerja. Cara saya bereaksi soal macet termasuk yang ababil, kalau perut lagi lapar biasanya bikin 'suasana gampang panas' dan jadinya gampang marah. Nah.. kalau sudah lapar di bis dan ndak bawa amunisi (makanan), biasanya emosi mudah meledak. Untuk atasinya, saya suka alihkan pikiran dengan membaca twitter lewat hp, kalau keadaan mendukung. Tapi kalau ndak mendukung, kadang saya menghitung penumpang yang naik, terus dikalikan tarif bis deh....Lah.. terus untuk apa ngitung begitu? Emm.. hehe.. cuma iseng aja, sekalian ingin tahu rata-rata jumlah penumpang dan jumlah yang didapat kenek. 

Sebenarnya paling ampuh itu tidur, tidur itu bikin perjalanan cepat sampai. He.. saya beberapa kali ketiduran di bis, bangun-bangun sudah sampai Slipi. Ajib bener deh :) .. Cuma kalau perut lagi kosong, ya susah tidur. 

Tips agar tetap bisa tenang di bis saat macet melanda:

  • Siapkan camilan (misal: coklat, sebab bikin kenyang--kalau saya lho ya), sedikit saja, soalnya kalau setoples bakalan repot bawanya. 
  • Bawa minum, kadang saya suka bawa susu kotak. Kalau susu lumayan bisa ganjal perut walau tanpa makanan. Atau bawa air putih untuk antisipasi kalau keselek camilan.Tapi jangan juga kebanyakan minum, sebab susah nanti kalau ingin pipis, nahan pipis disepanjang macet itu menyiksa loh.
  • Siapkan duit receh. Nah ini sih saya suka lakukan biar nyaman saja, soalnya suka ada preman yang rese' dan 'bikin males'. Dari pada ribet mending kasih duit saja lah.
  • Pastikan baterai hp terisi penuh, buat baca-baca di bis. Kalau enggak biasa baca di bis dan bikin pusing sebaiknya jangan lakukan. Selain itu, kalau keadaan di sekitar enggak aman dan nyaman ya juga jangan lakukan. 
  • Selain itu, ada juga yang coba menikmati macet dengan mendengarkan musik dengan hp atau perangkat musik lainnya melalui earplug. Tapi saya bukan tipe penikmat model ini, karena saya keliatannya termasuk yang mudah disorientasi jika kelima indera tidak terjaga dengan baik untuk mengamati keadaan sekitar. Maksudnya kalau kupingnya ditutupin, tingkat siaga saya menurun.
  • Kalau masih bisa memilih tempat duduk, pilih yang dibagian depan (bangku sejajar sopir) atau di bagian dekat jendela. Ini supaya kalau lagi penuh, kita bisa tetap tidur. Hehe.. 
  • Ingat.....! kalau ada yang lagi hamil, ringan tanganlah dengan memberikan kursi kita!! Hem.. emang sih, kadang susah mendeteksi orang yang hamil kalau ga hamil gede banget. Sebab, beberapa kali saya dapat cerita, kalau banyak orang yang tidak memiliki empati.
Segitu dulu deh.. 

-Y-

Tidak ada komentar:

Perkawinan Tanpa Anak (Bagian IV)

Ancol, 2012 Belum lama diminggu lalu, muncul lagi istilah childfree saat seorang kawan menanyakan keadaan saya. hehe.. sudah lama rasanya to...