Jumat, 28 November 2008

Haji Mabrur

Haji adalah rukun Islam kelima setelah syahadat, shalat, zakat, dan puasa. Karena haji memerlukan persiapan dari segi moral dan materi dalam jumlah yang besar, maka pada pelaksanaannya ibadah ini hanya dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu saja. Harapan bagi setiap jamaah haji sepulang dari perjalanan spiritual tsb adalah menjadi haji mabrur. Lalu apa sebenarnya haji mabrur itu?

Mabrur berasal dari bahasa Arab, dalam Alquran tertuang kata al birra (QS. 3:92) yang artinya dalam bahasa Ingggris adalah excellent. Dalam kosakata bahasa Indonesia untuk kata excellent, tidak ada padanannya. Kalau diartikan sebagai sempurna, tidak cocok, karena sempurna bahasa Inggrisnya adalah perfect. Kalau diartikan istimewa atau luar biasa juga tidak bisa, karena dalam bahasa Inggrisnya bisa special atau extraordinary. Jika melihat terjemahan Quran ke bahasa Indonesia, baik terjemahan DepAg ataupun karya TNI AD yang disambut MUI, arti kata al birra adalah sempurna, yang maknanya belum tepat dengan kata excellent.

Dalam sistematika penilaian, excellent merupakan puncak dari point tertinggi. Berikut ini urutan tingkatan nilai dari point terendah sampai tertinggi : worst, very bad, bad, not so good, not so bad, good, very good, excellent. Jika diaplikasikan pada konsep ibadah haji, maka makna excellent atau mabrur dapat dituangkan kedalam satu variable yaitu sikap, perwujudan akhlak yang excellent dalam keseharian seorang umat.

Mabrur atau excellent bukan makna yang tertuang pada cara-cara yang benar sebelum dan atau pada saat melakukan ibadah haji, namun esensinya adalah kebaikan yang excellent, sikap atau perilaku dalam menghadapi kehidupan sosial sehari-hari, sepulang dari perjalanan ke Mekkah.

Seorang haji di’cap’ sebagai haji mabrur apabila tercermin pada perilakunya sehari-hari seperti bersikap baik pada semua orang, meskipun pada orang yang memusuhinya. Tidak menyakiti hati orang lain, membuat dirinya bermanfaat untuk orang lain, meringankan beban orang lain baik dalam bentuk materi, maupun ilmu. Itulah kebaikan yang excellent, mampu memberikan warna hidup lebih cerah untuk orang lain. Semata-mata karena kesadaran tinggi akan ke- Esaan Allah. Bukan yang dengan kesibukannya beribadah kepada Allah tetapi mengabaikan keadaan sekitar, kelaparan disekeliling, dan kebodohan disekitar kita. Mabrur adalah keyakinan dan kesadaran tinggi akan hakikat manusia dan hakikat hidup sebagai ciptaan-NYA, khalifah di bumi.

-Y-

Tidak ada komentar:

Perkawinan Tanpa Anak (Bagian IV)

Ancol, 2012 Belum lama diminggu lalu, muncul lagi istilah childfree saat seorang kawan menanyakan keadaan saya. hehe.. sudah lama rasanya to...