Ingin berlibur tidak jauh dan santai serta bebas macet, memang perlu dipikirkan. Kalau ke puncak yang terpikir adalah macet. Kemudian, di hari cuti yang telah ditentukan, pasangan saya kedapatan harus ke Bandung. Ya sudah saya ikut, meski terbayang macet namun rencana biarlah dipikirkan selanjutnya.
Bandung memang memanjakan bagi mereka yang suka fashion, selain itu aneka kuliner juga menjadi daya tarik tersendiri. Namun, saya kurang berasa berlibur kalau hanya itu yang didapat karena urusan gaya-gayaan mah, di Jakarta juga ada. Lalu akhirnya kami bergegas untuk menikmati udara Lembang.
Sesampainya di Lembang hari sudah gelap, kami (saya dan pasangan) menginap di hotel Bumi Makmur Indah, hotel melati dengan harga Rp.350.000/malam. Hotel ini umumnya untuk rombongan atau kelurga karena setiap kamar tersedia kasur untuk empat orang. Ada juga yang harganya Rp.250.000/malam yang juga berisi empat kasur. Uniknya, sarapan diantarkan ke kamar sebuah bungkus kertas yang berisi empat roti dan empat susu. hehe.. lumayan kan. Di Lembang cukup banyak hotel yang bagus, tapi karena bagi kami cukuplah kamar yang layak (menurut kami) dan air panas untuk mandi jadilah hotel melati menjadi pilihan.
Oiya, kami lanjutkan dulu ceritanya. Setelah mendapat hotel, kemudian kami makan di warung "ayam brebes" berdua + 50ribu. kemudian kami menikmati udara lembang dengan berjalan kaki melintasi jalan Raya Lembang, jalan Panorama dan jalan Grand Hotel. Setelah selesai itu, kami mencicipi jagung bakar (Rp.7000) dan ronde (Rp.10.000), santapan penutup ini dapat menghangatkan tubuh dari udara Lembang yang sejuk di malam hari. Selain kami juga terlihat pelancong dari beberapa daerah terlihat dari plat mobil yang mampir seperti Bogor dan Jakarta.
--
Panorama Lembang |
Mata Air |
Kicau burung yang riuh membuat kami betah menikmati suasananya, namun berhubung tidak ada persiapan untuk mendaki bebukitan, maka kami hentikan perjalanan setelah baru satu jam berjalan. Kami berbalik kembali menuju jalan raya dan mencoba masjid di alun-alun kota. Di depan masjid terdapat lapangan dan taman bemain. Seru melihat anak-anak bermain sepulang sekolah.
Masjid di Lembang |
Kami lanjutkan dengan membeli oleh-oleh di sekitar jalan Raya Lembang. Jalur pejalan kaki tidak tertata rapi, banyak sampah dan kotor. Saluran buangan air juga terlihat kotor dan berlemak, karena di sekitar jalanan banyak terdapat warung makan. Bau udara dari kotoran kuda terkadang melintas, karena masih banyak delman yang bekerja di sela-sela angkot yang menderu. Di sini kami juga menikmati ketan bakar dan teh tawar hangat seharga Rp.7.000. Setelah selesai dengan urusan peroleh-olehan, kami melanjutkan perjalanan berkendara menuju Tangkuban Perahu. Dengan harga tiket masuk Rp.13.000/orang.
Nah, selesai sudah jalan-jalan di Lembang. Karena sudah masuk akhir pekan, maka perjalanan pulang ke Jakarta kami putuskan via Subang supaya tidak terjebak macet di Bandung. Jadilah sebelumnya memasuki tol Jakarta, kami makan siang di sate maranggi yang terkenal uwenak itu. lalu .. kembali ke Jakarta disambut oleh kemacetan di tol dalam kota, ah itu sudah biasa :) -(26,27 April 2013)
-Y-
-Y-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar