Saya ingin mengurai di sini tentang kempel dalam menari. Tentu tulisan ini maksudnya supaya saya bisa membaca kembali sesuatu yang menarik bagi saya, yaitu kempel.
Kempel adalah istilah dari bahasa Jawa yang kerap guru menari saya sampaikan dan semakin ke sini, semakin saya mulai paham akan pentingnya hal ini. Dari kamus bahasa Jawa, kempel ini ada 2 arti yaitu lekat-lekat, lengket atau tidak hancur/remuk; dan kumpul.
|
Posisi "jengkeng" Bedhaya Durodasih, Penari "Arkamaya Sukma", 26 Mei 2024, Surakarta, foto Cokhy |
Dalam menari sungguh ditekankan untuk dapat melakukan gerak tari yang sejalin dengan para penari lainnya. Maksudnya adalah agar saya tidak menari sendiri tanpa memperhatikan gerakan penari lainnya terutama yang terdekat dengan saya, misalnya rekan penari di sebelah saya atau di depan saya. Karena menari bersama grup artinya adalah satu gerak melekat satu sama lain yang berkumpul hingga aura gemulai indah akan dirasakan oleh yang menonton. Kempel menuntun saya untuk peka tidak hanya terhadap apa yang sedang saya lakukan, tetapi terhadap yang terjadi di sekitar saya untuk segera saya melebur dengan tarian yang dibentuk oleh grup. Dengan begitu maka saya diajarkan untuk menurunkan level ego atau ke-aku-an dan melatih tepa selira. Sungguh indah bukan,
Dengan kempel ini, saya diajarkan untuk dapat memilah kata dan waktu yang tepat jika ingin menyampaikan suatu hal terkait dengan kualitas gerak dengan sesama penari. Jika tak mampu mengetahui hal itu, maka diam adalah yang terbaik dan fokus pada terus mencari gerak dan belajar meningkatkan kualitas gerak tari diri sendiri yang tepat. Saya berupaya menyerahkan segala kritik dan saran dengan sesama penari kepada bu guru menari yang adalah paling sempurna untuk hal tersebut. Namun demikian, saya senang dan terbuka jika sesama rekan penari memberikan masukan atas tarian saya, karena sama-sama belajar menjadi memiliki empati yang biasanya sama dalam prosesnya. Saya berupaya siap membuka pikiran saya untuk belajar menerima masukan dan memperbaiki mutu menari.
Kempel ini membuat saya belajar akan nikmatnya solidaritas. Penari-penari yang berbeda latar belakang, motif menari, dan apa yang ada dalam isi kepala, tentu menjadi lebur saat ingin menghasilkan tarian yang indah. Saya suka suasana ini. Bu Guru selalu memberikan yang terbaik untuk melatih kami dengan segala cara dan metodenya.
Dengan segala keterbatasan waktu, sisa energi, dan prioritas, serta stamina yang terbagi antara berkesenian dan kehidupan sehari-hari, saya dengan bangga dan bahagia bergabung dengan komunitas ini dan telah dididik oleh bu guru menari yang saya hormati. Saya dapat merasakan gairah dan semangat dari Bu Guru saya yang ingin menciptakan suatu karya yang apik dari kami (saya dan rekan penari) yang penuh keterbatasan ini. Bu Guru telah menularkan saya gairah itu, dan memberi saya pengalaman untuk terus belajar kempel dan bersama-sama menari dengan bahagia.
Ya.. saya bahagia. Terima kasih Bu Guru.
Salam kempel,
-YA-