Jumat, 19 April 2019

Wiraga Wirama Wirasa dalam Tari



"wiraga, wirama, wirasa"


Pertama kali yang saya ingat saat mula belajar di tengah tahun 2017, Bu Guru menyebutkan tiga unsur tari yang akan menghasilkan karya yang indah dari sebuah tarian. Ketiga unsur yang dapat diraih melalui proses yang memerlukan komitmen, ketekunan, dan ikhlas. Bagiku yang terpenting adalah kita harus menjalankan dengan passion (semangat dan tetap bergairah) dan menikmati setiap proses pembelajarannya.

Saya tidak memiliki latar belakang menari sejak kecil (apalagi pendidikan seni), ketertarikan terhadap tari Jawa terjadi karena saya menyukai budaya Jawa, ingin menjadi orang Jawi dan melestarikannya. Satu lagi yang menjadi motivasi, kata Ibu dan Kakakku, Ayah saya pun dulu pandai menari Jawa. Maka, semakin kuat niat ini untuk belajar dan bisa menari Jawa. 

Guru tari saya memiliki kekhususan mengajarkan tari klasik gaya Surakarta, dan kebetulan saya menyukainya. Mungkin karena saya pernah tinggal 5 tahun di kota Solo. 

Tari klasik gaya Surakarta merupakan tari istana yang telah lama sejak jaman kerajaan Majapahit. Kata klasik dalam masyarakat Jawa sering digunakan untuk menyebut kesenian istana Jawa, sering disebut seni klasik. Tari klasik adalah untuk menyebut khususnya produk tari istana Surakarta yang diciptakan dan dipergelarkan menurut aturan-aturan yang telah ditetapkan.

Tari Klasik yang kemudian muncul berkembang menjadi tari klasik yang mengandung sifat tertentu dan kemudian disebut gaya. Diantara gaya yang ada, gaya Surakarta, gaya Yogyakarta relatif terkenal dibandingkan dengan gaya-gaya daerah lain. Gaya Surakarta sendiri terdapat dua kelompok gaya yaitu Kasunanan dan Mangkunegaran. Diantara tari klasik gaya Surakarta yang terkenal yaitu Tari Bedhaya Ketawang, Tari Srimpi, Tari Wireng. Untuk tari Bedhaya Ketawang sampai sekarang dianggap tarian sakral.

----

Mari kembali dengan "wiraga, wirama, wirasa". 

Wiraga artinya adalah wujud atau gerak dari anggota tubuh yang disertai dengan keterampilan. Dalam menari, akan dimulai dengan pemanasan karena tari merupakan seni mengolah raga. Saya suka dengan Guru menari saya, beliau mengajarkan dengan bahasa yang dapat dengan mudah saya pahami dan semakin senang mempelajarinya. Istilah gerak tari seperti antara lain: mendak, debeg, gejuk, jengkeng, seblak, ukel, harus dihapal, sebab istilah inilah yang akan dipakai terus dan ada pada setiap tarian. Mengenal gerak lalu menghapal adalah satu hal. Hal lain adalah membuat satu posisi gerak yang benar dan indah, alangkah tak mudah. Misalnya mendak yaitu posisi berdiri dengan lutut ditekuk, dengan pundak tetap tegak, lalu mempertahankan posisi ini sambil mengkombinasi dengan gerakan tangan dan kepala. Akan tetapi ini proses, nikmat sekali mempelajarinya.

Wirama adalah gerak yang selaras dengan irama. Saat awal belajar gerakan tari, Bu Guru akan memberi materi tanpa musik (istilahnya "garingan"), beliau akan menyertakan setiap gerak dengan hitungan. Di mana hitungan ini dasarnya adalah dari ketukan pada irama musik. Hasilnya supaya, setiap penari memiliki kemampuan dan kepercayaan diri dalam melakukan setiap gerakan tari tanpa mencontek gerakan tari rekannya. Nah, ketika sudah dapat menguasai gerakan tari dengan cukup baik, kemudian akan diiringi irama musik. Buat saya, ya sulit. hehe.. tetap semangat.

Wirasa adalah keterampilan gerak tubuh yang tidak hanya sesuai dengan irama, tetapi juga disertai dengan penghayatan dan penjiwaan yang melahirkan ekspresi pada gerak tubuh dan mimik wajah. Dengan demikian dapat menciptakan tarian yang indah. Dalam kenyataannya, hal yang ini masih sangat jauh bisa saya raih. uhuhuu..

--

Latihan menari biasanya sekitar 2 jam. Apapun kondisi ruangan (pakai AC atau kipas), kamu akan berkeringat. Seperti olah raga pada umumnya, kamu akan merasa bahagia serta badan menjadi bugar. Kalau pegal sih ya pasti, apalagi kalau sudah berbulan-bulan tidak bergerak dan kemudian latihan menari. Tapi yang pasti, hati menjadi senang. 

Yuukk mari menari :) 

-Y-

catatan:
Di sini, saya hanya sekedar ingin berbagi akan apa yang saya rasakan dan ketahui dari pengalaman saya belajar menari.

https://budaya-indonesia.org/Tari-Klasik-Gaya-Surakarta

Tidak ada komentar:

Belajar Menari dengan Legowo

Saya sedang belajar menari. Dengan belajar menari, saya dapat merasakan bahagia, menikmati raga yang sehat, dan rupanya satu hal lagi yang s...