Minggu, 18 September 2016

Liburan ke Malang

Masih sambungan rangkaian sesi cuti liburan ke Jawa Timur.. sekarang ke Malaaaangggg... 

*intro curahan hati
Bapak saya dari Malang, sayang sekali ketika beliau masih hidup, kami sekeluarga tidak banyak diperkenalkan mengenai tempat kelahiran almarhum. Saya kehilangan sense memiliki daerah ini, padahal saya jelas sekali memiliki darah asli Malang.

Sekitar tahun 2002, saya pernah berkesempatan keliling Jawa Timur ke tempat-tempat wisata karena kemurahan hari kawan saya untuk mengajak saya mengikuti tur keluarganya. Tapi waktu itu saya belum kenal dengan blog, jadi belum bisa menuangkan keindahan dan kedamaian Jawa Timur di sini. 

Sekarang (September 2016), saya berkesempatan untuk jalan-jalan lagi ke (my lost-jika bisa dibilang begitu) kampung halamanku.. yeayy... i was so excited...

Ini adalah satu hari perjalanan. Dimulai dari Stasiun Jember yang pakai kereta Logawa ke Stasiun Gubeng Surabaya, lalu saya telepon rental mobil pak Rusdi (Please do call him if you need to rent a car_08133035030). Saya lupa nama rentalnya, kenal beliau dari supir uber yang kemarin saya ceritain di Liburan ke Jember. Beliau baik, helpfull dan ramah. Jadilah kami dijemput di stasiun. Pakai supir sebab, karena ini perjalanan ke luar kota, maka supir plus mobil adalah 450 ribu belum termasuk bensin dan tol ya. Kalau kalian pergi ramai-ramai, sewa mobil akan lebih murah kan. Yuk kita mulaiii...

1. Coban Rondo

Coban artinya air terjun, rondo artinya janda. Jadi disebut begitu karena menurut legenda, tempat ini merupakan tempat Dewi Anjarwati menanti suaminya Raden Baron Kusuma yang bertempur melawan pria yang ingin merebut hari Dewi yaitu Joko Lelono. Dewi tetap menunggu di coban tersebut hingga menjadi rondo. Begitulah asal usul nama Coban Rondo.

Tiket masuk per orang adalah Rp.15.000/orang dan Rp.10.000/orang. Saat masuk akan disambut oleh kelompon monyet yang lucu-lucu. Tipsnya jangan berikan makanan dan menjinjing sesuatu yang buat monyet-monyet ngikuti kamu. Kelihatannya mereka terbiasa beriteraksi dengan pengunjung, jadi kalau kamu dianggap mereka bergelagat untuk berinteraksi, maka mereka akan ikutin kamu. Jadi jauh-jauh deh, dan jangan beri mereka makanan. 

Jarak dari pintu parkir mobil ke tempat air terjun hanya sekitar 200 meter. Di sekitarnya terdapat masjid dengan air yang sangat segar, pepohonan, keluarga besar monyet yang akan hilir mudik dan taman serta bebatuan yang bagus untuk spot foto kamu. 
Selamat datang di Coban Rondo
Saya selalu sukaaa sekali tempat ini.. sejuk, indah, bersih. Pemandangan bukit terjal dengan pepohonan nan rimbun, dan pada ketinggian 84 m, air tercurah bebas membentuk telaga yang mengalirkan air menjadi sungai di bawahnya. Saat itu cuaca sedang cerah, jadilah sempurna pemandangan di sekitarnya. 

Coban Rondo Batu Malang
Menikmati air yang mengalir dari air terjun, pasti buat kamu ingin berendam atau sekedar mencelupkan kaki untuk berlama-lama di situ karena segarrrr banget. Belum lagi kamu dimanjakan pemandangan alam yang cantik banget. Dedaunan nan hijau dan lumut yang senantiasa menghiasi bebatuan menyumbangkan pemandangan alam yang luar biasa. Apalagi sembari duduk di bebatuan dekat air terjun, duh.. cipratan air ke tubuhku karena tekanan air terjun yang menyentuh sungai dan juga tersapu angin, bikin betah banget. Kalau egois .. rasanya pingin terus dekat dengan air terjun, cumaaa... kasian kan kalau lama-lama, kasian orang lain yang mau abadikan pemandangan alam ini juga. hehe...

Menikmati sambil mengabadikan Coban Rondo
Yuk lanjut ke tempat berikutnya.

2. Wahana Labirin

Ini masih di kawasan Wisata Alam Coban Rondo, ada banyak wahana yang bisa kamu nikmati. Saya hanya menikmati pemandangan air terjun dan taman Labirin ini. Taman ini merupakan taman yang berisi tanaman semak teh-tehan setinggi 2 meter yang dibuat labirin dengan titik tengah berupa bangku taman. Tiket masuk ke taman ini Rp. 10ribu/orang. 

Untuk menikmati keunikan taman labirin, sekaligus untuk mengintip jalur yang akan kamu ambil untuk sampai ke titik tengah, maka kamu bisa naik tangga menuju pos utama, sebelum memasuki taman. Nah dari sini kamu bisa ambil foto utuh taman labirin ini.


Di sekitar taman ini, kamu bisa menikmati kesejukan sambil diiringi musik alam yang dimainkan oleh tonggeret (serangga yang menghasilkan bunyi karena adanya sepasang gendang pada bagian depan di bawah perutnya). Kalau di Jakarta, kamu pasti tidak akan mendengar suara ini. Syahdu deh. Tentunya tidak lupa untuk foto-foto. Hehe..

3. Wisata Payung Batu

Ini tempat makan siang kami, berupa deretan warung semi permanen terbuat dari bambu dan kayu. Berada di pinggir jalan raya menuju kota Malang, yang menawarkan kesejukan udara dan pemandangan alam di bawahnya. Sepertinya kalau malam akan terlihat cantik karena letak warung di pinggir jalur terjal. 

Makanannya bukan khas daerah, tapi khas daerah puncak seperti jagung bakar dan mie rebus. Ada juga ayam bakar, nasi bakar dan macam-macamnya. Kami.. hehe.. makan mie rebus pakai cabai dan teh hangat. waduhh syedap..

Mie rebus plus teh hangat. Maknyus..
Lanjut yuk..

4. Museum Angkut

Museum ini tenar banget dan kekinian karena baru dibangun tahun 2014 dan mengklaim sebagai museum angkut terbesar se Asia. Tiket masuk 80ribu/orang, tidak hanya ragam angkutan (segala macam alat transportasi) di dunia yang ditunjukkan, tetapi juga replika keunikan daerah-daerah di dunia, antara lain: seperti Paris dan Hollywood juga disajikan di tempat ini. Jadi untuk harga tiket masuk yang terbilang mahal ini, membuat saya puas menikmatinya.


Museum Angkut Batu Malang

Pemandangan Gunung di Museum Angkut
Banyak sekali momen yang ingin diabadikan karena spot artifisial yang disajikan sungguh kontras dengan daerah ini. Coba ya, kamu bisa mejeng di Casino, Broadway, Pecinan sampai Jakarta Kota. Kamu bisa nyebrang di Abbey Roadnya the Beatles. Kamu bisa akting jadi Pilot atau penumpang VVIP pesawat, atau berasa naik jet pribadi. Kalau ingin terlihat petualang, kamu bisa naik motor dan mobil dari jaman perang, atau naik vespa. Bisa juga kamu duduk manis dan romatis di kafe yang dihujani lampu hias. Atau mau akting jadi pelukis, buronan, pemadam kebakaran atau sherif. Hehe.. seru banget deh. 
California ala Museum Angkut
Di sini juga ada toko-toko makanan dan suvernirnya. Lengkap banget deh, sampai lupa waktu. Minimal dua jam untuk menikmati setiap wahana yang ada. Ini juga saya ga pakai mikir layaknya menikmati museum karena saking banyaknya informasi yang mau dilahap, malah jadi lieur euuuy (ceuk urang sunda teh artinya pusing.. hehe). 
Holywood di Museum Angkut Malang
Jadi saya di sini benar-benar memanjakan dan memperkaya visualisasi. Kemudian, diakhir sesi lihat-lihat ini ditutup dengan makan kue putu yang hangat.. nikmat banget.

5. Bakso President dan Bakso Bakar

Agak galau kala itu, mau nikmati kota Malang atau makan bakso President yang tersohor itu. Berhubung waktu sudah malam, dan kami masih ingin menyiapkan energi untuk jalan-jalan besok, serta harus kembali ke Surabaya, maka diputuskan makan bakso saja.

Makan malam dengan bakso. Kalau di Jakarta disebutnya bakwan Malang. Cuma di Malang rupanya ndak ada tuh bakwan Malang. Adanya bakso yang dihidangkan dengan pilihan pakai bakwan, mie atau lainnya. Bakso President berupa warung permanen yang letaknya dipinggir rel kereta. Uniknya, kalau ada kereta lewat, bakalan kamu nikmati juga pemandangan dan suara kereta yang melintas.

Untuk rasa bakso President ini menurut saya sih tidak sesuai yang diharapkan. Kalau bisa dibilang, rasanya bukan selera saya. Masih enak bakwan Malang abang-abang yang lewat depan rumah saya di Jakarta. 

Bakso President Malang
Hidangan lain yang terkenal di Malang adalah bakso bakar. Sate bakso yang diberi bumbu dan dipanggang,rasanya manis dan kenyal. Rasanya kalau yang ini menurut saya lumayan. Hehe .. sesuai selera.

Bakso Bakar - Bakso President Malang
Untuk harga memang terbilang murah, 82ribu bertiga (3 porsi bakso,minum dan 3 tusuk bakso bakar). Lumayanlah untuk mengisi perut dan nambah pengalaman baru. 

Dan berhubung terbatasnya waktu, maka kembalilah kami ke Surabaya dengan saya sudah terlelap di sepanjang jalan dari bakso President menuju Surabaya.. ahaha... Bangun-bangun sudah berada di depan hotel Quest yang terletak di kota Pahlawan. 


Jika ada kesempatan lain, ingin sekali saya mengitari kota Malang, alun-alun dan menikmati segala ornamen kota. Sebab Kota Malang disebut juga dengan Zwitserland van Java karena dikelilingi dengan pegunungan dan kotanya tertata rapi. Belum pula saya menikmati makan khas Malang yaitu menjes (sejenis tempe). Semoga ada kesempatan lagi ya. 

Monggo ayo.. ayo ke Malang.. suwwejuk dan apik tenan lho... uhuuuu....

-Y-  

Tidak ada komentar:

Belajar Menari dengan Legowo

Saya sedang belajar menari. Dengan belajar menari, saya dapat merasakan bahagia, menikmati raga yang sehat, dan rupanya satu hal lagi yang s...