Program Bayi
Tabung
11 Juni 2015
Waktunya untuk pengambilan ovum (sel telur) atau disebut ovum pickup (OP). Kali
ini dilakukan di ruang tindakan. Saya dibius. Pasien diminta puasa 12 jam.
Dilakukan oleh dr. Sita. Proses OP hanya berlangsung kurang dari setengah jam.
Saya cukup lama, karena di awal, pranata anestesi sulit menemukan pembuluh nadi
saya yang terlalu halus. He.. saya sampai mengeluarkan air mata karena beberapa
kali gagal menyuntikkan dan sakit sekali kena tulang.
Di saat yang sama, suami diminta mengeluarkan sel sperma.
Ketika sudah sadar dan kembali segar, saya dibolehkan pulang. Saya kembali ke
kantor.
Sel telur dan sel sperma, dibuahkan di dalam cawan patry (lab) agar terjadi
pembelahan dan berkembang dengan baik.
Biaya
Probatab: deposit: 20.000.000 (termasuk ovum pick up, perkembangan embrio,
obat-obat, tindakan dan embrio transfer (ET)).
14 Juni 2015
Masih digantikan dr. Sita, untuk melakukan transfer embiro (ET) tanpa pembiusan. Embrio
(sel telur yang dibuahi sel sperma) yang saya hasilkan hanya 3 yang bagus dari
9 sel telur yang saya hasilkan. Karena usia saya sudah 34 tahun, maka
dimasukkan ketiga embrio itu (jadi tidak ada yang disimpan).
Sebelum tindakan diminta tidak makan selama 6 jam. Tapi tetap harus minum
banyak. Ndak boleh pipis. Kenapa? karena akan di USG melalui perut, supaya
kelihatan embrionya.
Jadilah, berasa pingin pipis buanget. Tahan Bu. Sabar. Apalagi saat perut ditekan dengan USG. Jadi rasanya nikmat banget deh.
Setelah embrio di masukkan ke rahim, bukan berarti ibu boleh pipis. Tapi harus
berbaring selama 1 jam. Pipisnya.. dipakaikan kateter. Rasanya seperti anyang2an
gitu.
Menunggunggu
sejamnya sih ga masalah, tapi perasaaan anyang2annya ini loh yang genggeus.
Setelah ET, pasien diminta bedrest (benar2 tiduran doang) selama 2 hari. Di
enam jam pertama setelah ET, pasien harus telentang saja (sambil dibantu kaki
diangkat sedikit) dan tidak makan. Di sinilah waktunya mengeluarkan jurus seni
menghibur diri. Enam jam dengan posisi telentang saja dan rasa anyang2an, serta
tanpa rasa kantuk.. sungguh aduhaiiiii...
Enam jam
kemudian, boleh maem.. rasa makanan RS, seperti masakan Ibu di rumah.. uenak saking
lapernya. badan hanya boleh pelan-pelan ke kanan dan ke kiri.
Karena judulnya bedrest: maka saya makannya dikit. Takut mules, kan males
banget pup di pampers. Untungnya selama di RS, perut bersahabat. puk..puk.
Saya menginap di RS, 3 hari 2 malam. VIP di RSPAD. Biaya 1.500.000. (termasuk
murah, karena fasilitasnya lumayan nyaman).
Kemudian selama 5 hari ke depan, saya lanjutkan bedrest di rumah. Ndak bedrest
beneran sih, saya hanya ke kamar mandi saja kalau turun dari tempat tidur.
Hanya sekali saya naik tangga (karena kamar di atas). Seminggu kemudian, saya
tetap bekerja, tidak lagi menyetir, dan menghindari naik tangga.
Setelah ET, disebut momen 2 week waiting (2WW), adalah saat menunggu 2 minggu
hingga mendapat rapot. Selama 2WW, tetap setiap malam saya disuntik
prolutan+heparin dan dimasukkan crinone melalui vagina. Heparin gunanya untuk
mencegah pembekuan darah, mengapa? karena bisa jadi rahim kaget karena ada
benda asing (embrio akibat sperma), sehingga akan melakukan proteksi dengan
meningkatkan sel pembekuan darah. Jika ini terjadi, maka tidak baik untuk sang
embrio karena sulit mendapat asupan nutrisi. Sedangkan crinone adalah
progesteron sintetik, supaya embrio tetap terjaga.
Selama 2WW,
saya mengonsumsi makanan fully gizi. Sayur, buah, susu, ikan salmon dan Greek
yogurt. Supaya embrio dan saya tetap bugar. Dan selama 2WW, saya kurangi
aktifitas ga penting. Ga cental-centil dulu. Jalan juga pelan-pelan. Ndak pakai
celana panjang. Sebab perut berasa sangat kembung (bloating) dan megar, karena
pengaruh obat2an. Pulau biru, kini menjadi gunung biru. Karena suntikan heparin
menyisakan jendulan di kulit.
Malam
sebelum ambil rapot, terlihat ada bercak darah dan perut keram sekali. Saya SMS
perawat (yang kemudian dihubungkan ke dokter). Dan meminta saya mengenhentikan
suntikan dulu. Wah.. perut makin keram dan saya cemas sekali (mana suami lagi
ke luar kota. huhu... Saya berusaha rileks.. tapi susah. hehe..
26 Juni 2015
Saatnya mengambil rapot. Pagi sekali ke lab untuk memeriksa kadar d-dimer dan
BHCG.
Perut masih terasa keram sekali seharian.
Hasil lab menunjukkan kadar BHCG saya hanya 11,5, kadar minimal 9,5. Sangat
rendah untuk dikatakan janin berkembang. Meski saat USG terlihat titik embrio.
Namun kadar BHCGlah yang lebih menentukan.
Dokter mengatakan, dari hasil menunjukkan kehamilan, tapi memiliki tingkat
kegugurang yang tinggi. Persentase keberhasilan 50%. Lalu saya diberikan obat
suntikan (lagi) untuk seminggu, untuk menjaga kondisi kandungan. Minggu depan,
saya harus kontrol lagi.
Biaya:
- Cek d-dimer+BHCG+other
= 1.700.000
- Konsul+USG+admin
= 440.000
- Suntikan
prolutan+heparin+crinone = 930.000
Setelah hari
ini, saya tetap menjaga perilaku seperti 2WW. Meski saya mulai menurunkan
tingkat harapan. Prepare supaya ndak terlalu sedih.
3 Juli 2015
Saatnya mengambil rapot kedua. Pagi sekali ke lab untuk memeriksa kadar d-dimer
dan BHCG.
Hasil USG menunjukkan embrio yang nampaknya tidak berkembang dengan baik. Well,
sambil menunggu hasil lab,saya mulai menurunkan ekspektasi saya. Bersiap
menerima berita yang tak diinginkan.
Hasil lab pun keluar dan menunjukkan kadar BHCG yang terjun bebas menjadi 0,3
(ndak hamil kurang dari 1).Artinya,
embrio tidak dapat menempel ke rahim dan placenta tidak berkembang. Jika
placenta tidak berkembang, maka embrio akan mati karena tidak ada nutrisi. Hal
ini akan diiringi dengan pengelupasan endometrium. He.. pasti rasanya akan
aduhai nih. Kudu siap mental dan fisik!!
Biaya:
- Cek d-dimer+BHCG+other
= 1.095.000
- Konsul+USG+admin
= 740.000
Ya.. sudah
lah.. setelah dari RS.. saya merasa harus tetap move on. Kalau saya pulang ke
rumah, yang ada adalah nuansa melow.. sebab saya rasanya tidak siap memberikan
kabar ini kepada orangtua, terutama Ibu saya. Ya sudah, saya kembali ke kantor
saja. Mingle dengan teman kantor. Alihkan konsentrasi, supaya ndak larut
bersedih. Lagi pula saya jadi melihat segi positifnya, yaitu saya jadi bisa
nyetir (sendiri) lagi, jalan-jalan, dan beraktivitas seperti semula tanpa harus
bergerak pelan. cihuyyy...
Jika ada
rejeki lagi.. bolehlah kita coba lagi. Tapi untuk sekarang.. saya masih agak
'pegal' dengan urusan berkonsul ria dan suntik menyuntik. Tanda bekas suntikan
pun masih jelas terlihat.
Santai aja kawan, life is not just about one thing, look around.. so many things have to be done. Just cheer, smile, and be sincere..
Nah itulah curhat saya.. pengalaman ini memperkaya ilmu dan khazanah batin saya. hihi.. Baiklah.. sampai jumpa pada rencana selanjutnya :)
Bagian 7, adalah Jurnal Curhat usaha agar tetap bahagia dengan cerita yang berbeda.. sampai jumpa!
-Y-