Selasa, 30 April 2013

Tweets of Jilbab

http://www.teachthought.com/twitter-hashtags-for-teacher/
What do you expect to share your thought in only 140 characters? Some smart guys give a kultwit by making numbers for every tweet. Their tweets are enlightening peoples by their smart chosen words, so amazing. Twitter is a place to share your opinion or everything to speak your mind on your own private wall. But, we are not alone there, maybe few peoples who care or take a little attentions will read your tweets and give many reactions depend on their interest. People who can share many interesting issues must have read a lot, a lot of books. Well here, because i don't read a lot, so .. i just can share uninteresting issues with only few words. Hehe...  

Yesterday, i tweeted about my thought of hijab or jilbab. Here are my tweets:
  • Waktu gw kuliah, bokap gw bilang: "ga usah pake jilbab ndok, hatinya aja yg dijilbabin". Bokap gw cool bgt. Itu 14an tahun yg lalu.
  • Kalau bokap gw masih hidup di jaman skrg,mgkn beliau akan setuju sama gw,kl jilbab ya sama aja dg orang pake bando atau konde. Hy aksesoris.
  • Ga bisa menilai kesalehan dari jilbab,begitu juga jangan menilai berjilbab buruk karena orang tsb memakai celana n baju ketat. Biasa ajalah.
  • Buat gw sih yg penting bagaimana perilakunya,ga rugiin orang atau bermanfaat itu lebih bagus. Perkara religiusitas, monggo disimpan sendiri. 

Those words came from my reaction after i saw the front page of daily newspaper (Kompas, Monday April 29th 2013). I saw Angel Elga wears hijab for legislative prospective candidate (red-calon legislatif-caleg). But the previous day or in Sunday, I read Kompas comic that show about the trend of hijab. First, a girl was passing three boys, she was wearing a sexy dress. Then that girl back again but with the different costume, which is look like a muslim clothing plus a hijab. And then the boys asked her where she was going to go. The girl answered that she wanted to be a caleg.

After many thoughts in my mind, then i wrote those tweets via twitter.Then few reactions were coming, i got some attentions and a critic, i loved it. Thank you twitter.  

-Y-

Minggu, 28 April 2013

Liburan ke Lembang



Ingin berlibur tidak jauh dan santai serta bebas macet, memang perlu dipikirkan. Kalau ke puncak yang terpikir adalah macet. Kemudian, di hari cuti yang telah ditentukan, pasangan saya kedapatan harus ke Bandung. Ya sudah saya ikut, meski terbayang macet namun rencana biarlah dipikirkan selanjutnya. 

Bandung memang memanjakan bagi mereka yang suka fashion, selain itu aneka kuliner juga menjadi daya tarik tersendiri. Namun, saya kurang berasa berlibur kalau hanya itu yang didapat karena urusan gaya-gayaan mah, di Jakarta juga ada. Lalu akhirnya kami bergegas untuk menikmati udara Lembang. 

Sesampainya di Lembang hari sudah gelap, kami (saya dan pasangan) menginap di hotel Bumi Makmur Indah, hotel melati dengan harga Rp.350.000/malam. Hotel ini umumnya untuk rombongan atau kelurga karena setiap kamar tersedia kasur untuk empat orang. Ada juga yang harganya Rp.250.000/malam yang juga berisi empat kasur. Uniknya, sarapan diantarkan ke kamar sebuah bungkus kertas yang berisi empat roti dan empat susu. hehe.. lumayan kan. Di Lembang cukup banyak hotel yang bagus, tapi karena bagi kami cukuplah kamar yang layak (menurut kami) dan air panas untuk mandi jadilah hotel melati menjadi pilihan. 


Oiya, kami lanjutkan dulu ceritanya. Setelah mendapat hotel, kemudian kami makan di warung "ayam brebes" berdua + 50ribu. kemudian kami menikmati udara lembang dengan berjalan kaki melintasi jalan Raya Lembang, jalan Panorama dan jalan Grand Hotel. Setelah selesai itu, kami mencicipi jagung bakar (Rp.7000) dan ronde (Rp.10.000), santapan penutup ini dapat menghangatkan tubuh dari udara Lembang yang sejuk di malam hari. Selain kami juga terlihat pelancong dari beberapa daerah terlihat dari plat mobil yang mampir seperti Bogor dan Jakarta. 
--
Pagi harinya, kami bergerilya lagi. Kami laju kendaraan dan parkir di depan gerbang masuk. Saya lupa namanya, tempat ini merupakan salah satu akses menuju wisata Tangkuban Perahu dengan berjalan kaki. Tiket masuk seharga Rp.5000/orang. Jalan setapak yang berkelok dan menanjak, kiri kanan terdapat pohon yang menjulang tinggi juga tebing. Jalannya masih dari tanah, tidak berapa jauh terdengar gemericik mata air yang menjadi salah satu sumber air bersih penduduk sekitar. Udaranya begitu segar, sampai kemudian terpolusi karena diketahui di belakang kami ada empat remaja yang juga melintas dan merokok. Kami persilahkan mereka mendahului kami, supaya saya bisa melanjutkan menikmati udara yang bersih.
Panorama Lembang
Mata Air

Kicau burung yang riuh membuat kami betah menikmati suasananya, namun berhubung tidak ada persiapan untuk mendaki bebukitan, maka kami hentikan perjalanan setelah baru satu jam berjalan. Kami berbalik kembali menuju jalan raya dan mencoba masjid di alun-alun kota. Di depan masjid terdapat lapangan dan taman bemain. Seru melihat anak-anak bermain sepulang sekolah.

Masjid di Lembang


Kami lanjutkan dengan membeli oleh-oleh di sekitar jalan Raya Lembang. Jalur pejalan kaki tidak tertata rapi, banyak sampah dan kotor. Saluran buangan air juga terlihat kotor dan berlemak, karena di sekitar jalanan banyak terdapat warung makan. Bau udara dari kotoran kuda terkadang melintas, karena masih banyak delman yang bekerja di sela-sela angkot yang menderu. Di sini kami juga menikmati ketan bakar dan teh tawar hangat seharga Rp.7.000. Setelah selesai dengan urusan peroleh-olehan, kami melanjutkan perjalanan berkendara menuju Tangkuban Perahu. Dengan harga tiket masuk Rp.13.000/orang. 
Tangkuban Perahu
Nah, selesai sudah jalan-jalan di Lembang. Karena sudah masuk akhir pekan, maka perjalanan pulang ke Jakarta kami putuskan via Subang supaya tidak terjebak macet di Bandung. Jadilah sebelumnya memasuki tol Jakarta, kami makan siang di sate maranggi yang terkenal uwenak itu. lalu .. kembali ke Jakarta disambut oleh kemacetan di tol dalam kota, ah itu sudah biasa :) -(26,27 April 2013)

-Y-

Minggu, 21 April 2013

Hello _ First Posting

This is the first time i write my thoughts in English language. It is not because i have no time to do it, but it is because I have no confidence to do it. Everybody can says that you just need practices by keep talking and/or writing to improve your English. It sounds easy, but honestly it was not that easy for me. If i had had enough knowledge (grammar and vocabularies), then i could have spoken or written English fluently, but i didn't have enough knowledge. And now, i would not need more practices if i mastered the English language. Knowledge helps me build my confidence. I am not a person that have a confidence, naturally. That is why i have been taking an English course for eight mounts, seriously to know learn about grammar in deep.

Just like a quote: "it is never too late to learn". I keep that words, to step ahead until i reach my aim. So this is the actualization's place, to practices and there will be so many mistakes in grammar and wording that you'll find. Beside that maybe the sentences are more Indonesian English (if you know what i mean).

My teacher said that you had to think in English about everything on your mind. She warned me not to think in Indonesian language then you translate it, but do it in verse. All of that would be the easiest way to learn quick. 

Well, yes, maybe it is too late for my age. But, It is not easy to confess your lack. At least, learning to keep learning is a bliss.

-Y-

Belajar Menari dengan Legowo

Saya sedang belajar menari. Dengan belajar menari, saya dapat merasakan bahagia, menikmati raga yang sehat, dan rupanya satu hal lagi yang s...