Jumat, 10 Mei 2019

Senyap

Tuhan
Adakah sunyi tidak lagi sakral
Apakah seruan tak memiliki tempat
Akankah toleransi sudah tak lagi nyata
Ataukah mereka sudah tak sanggup dan tak mau lagi menjadi pendengar

Kita semua punya keyakinan
Apapun itu bentuknya
Ibadah bukan milik mereka saja
Mengapa mereka selalu merasa paling benar

Pengetahuannya memekakkanku
Tak ada indah sedikitpun
Arogan sahaja yang ku tangkap
Namun ku tak mampu berucap

Dalam diam kuselami rasa ini
Barangkali aku yang belum mengerti
Belum mampu menyaring makna
Dari apa yang kuserap di bulan suci ini

Barangkali 
Aku yang ingin dimengerti
Oh betapa egoisnya hati
Betapa kerdilnya jiwa ini

Enyahlah kemelut dari batin ini
Bebaskan aku dari prasangka batil
Damaikan kalbu yang rapuh ini
Tuk dapat menyesap sedikit sahaja anggur manismu
Sedikit sahaja
Agar aku sedikit sahaja mabuk dalam duniamu
Memandang senyum dan menikmati hangatnya belaianmu

-Y-

Selasa, 07 Mei 2019

Jalan-jalan ke New York .. (2)

Setelah cerita tentang Fifth Avenue Street dan Central Park di halaman sebelumnya, sekarang, saya bersiap berbagi pengalaman ketika menikmati hiruk pikuk kota di malam hari. Wah... makin semangat deh.. 

Broadway dan Time Square
Di sini semua adalah foto-foto suasana di Broadway dan Time Square, sore hingga malam hari (sayang kalau tidak disimpan diblog, hehe). Saya menghabiskan waktu sambil nyengir-nyengir tentunya di sini sampai sekitar jam 9 malam. Makan malam dengan street food, makan nasi pakai ayam, ala-ala timur tengah gitu, yang banyak banget nasinya habis 8 dolaran. Bisa makan di bangku-bangku yang disiapkan untuk pelancong di pinggir jalan sambil menikmati gemerlap lampu mall dan dari papan reklame. Ramai dan pokoknya uwooow banget. Sama seperti mall di Jakarta, tapi di sini 10 kali lebih heboh deh tata cahayanya.












The Empire State Building

The Empire State building
Sebelum kembali ke hotel, saya sempatkan untuk lihat gedung The Empire State. Wah, megahnya sambil ngebayangin film the Kingkong. hehe.. 

Karena malam dan dingin, jadi atapnya berkabut. Untung kamera hp lumayan mumpuni, jadi berasa kekarnya foto gedung ini.

Segini dulu ya, sebab setelah ini kembali ke hotel. Istirahat, buat siap-siap besok pagi, jelajah tempat yang lain. Semangat.

-Y-

Jalan-jalan ke New York dari Washington DC (1)

In New York,
Concrete jungle where dreams are made of
There's nothin' you can't do
Now you're in New York
These streets will make you feel brand new
Big lights will inspire you
Let's hear it for New York, New York, New York
(Alicia Keys song)

Senaanng banget bisa ke sini. Sampai sekarang masih berasa seperti mimpi bisa injak kaki ke New York (NY). Ingin teriak saking senangnya begitu. Perjalanan sabtu minggu, 5-6 May 2019 waktu NY, musim spring, suhu udara 12-19 derajat celcius disertai gerimis.

Baik, saya langsung cerita saja ya pengalaman saya ke New York. Buat berbagi ke teman-teman yang mungkin perlu informasi untuk bisa menikmati New York dengan damai.

Perjalanan ke NY saya bersama satu kolega wanita, jadi bisa sharing hotel dan juga makanan kalau porsinya besar.

Tips dari saya:
  • Amerika sim card untuk memudahkan kita selama perjalanan. Karena saya perlu peta untuk navigasi. Saya beli di Indonesia melalui tokopedia, dari Toko Kenikura Tour, harganya IDR349k (Sim Card America Data, ga bisa call dan tethering sih, tapi kan saya cuma perlu paket datanya saja buat cari alamat dan info saat sedang di jalan). Di toko ini, mereka bisa bantu aktifkan, jadi kita tinggal ikuti petunjuk saja.
  • Power bank ya. Supaya hp tetap on untuk cari petunjuk jalan dan foto-foto.
  • Baju dingin yang memadai dan sepatu yang nyaman. Karena di sini banyak jalan kaki, banyak pengalaman dan banyak kesenangan. Hehe.. Jika memungkinkan bawa payung lipat atau pakai hoodie jacket. Soalnya taksi mahal euy. hehe..
  • Karena banyak jalan, siapin obat-obatan kamu yang akan menunjang kesehatan dan kenyamanan selama perjalanan . Saya sempat mengalami pegel kaki, sebabbb jalan kaki terus kan ya. Kalau ini bukan saran ya, tapi saya agak curang kepada tubuh saya sendiri, kala nyeri kaki menyerang lalu saya segera minum ibuprofen... seketika nyeri linu hilang seharian. hehe..
  • Bawa botol ya dan banyak minum air putih untuk tetap menjaga stamina.
  • Bawa selalu tisu basah buat manakala ke toilet umum, karena ga selalu semuanya bersih.
  • Rajin-rajinlah melihat forecast cuaca, untuk antisipasi perjalanan.

Dari Wasington DC ke New York

Start saya dari Washington DC, karena saya sedang ada tugas di kota ini untuk beberapa hari. Ketika di DC, saya menginap di jl. Embassy Row, jadi dekat dengan Dupont Circle. Perjalanan ke NY dilakukan di hari sabtu dan minggu.

Washington Deluxe Bus
Nah untuk armada ke New York, dari hasil browsing, kami pilih bis karena terjangkau harganya dan bisa lihat pemandangan. Waktu perjalanan 4 jam. Kalau naik pesawat hanya beda sedikit dan waktunya 1-2 jam, tapi dari bandara ke kotanya perlu naik taksi lagi yaaaaang harganya lumayan banget buat orang macam saya. hehe.. kalau naik kereta bakal pusing, sebab bukan one ticket ride gitu, akan pusing pas sampai new york yang subwaynya banyak banget jalurnya.

Saya naik Washington Deluxe bus, harga tiketnya fluktuatif tergantung peak hoursnya. Saya naik yang jam 7 pagi dari Dupont Circle (1610 Connecticut Ave. NW) dan turun di 202 West 36th St, New York. Harganya $28 per trip, jadi PPnya $56 per orang. Dilakukan secara online. Kamu bisa pilih lokasi naiknya dan turunnya. 

Washington Deluxe Bus 
Bisnya luar biasa keren, petugasnya ramah dengan penjelasan safety trip yang disampaikan dengan apik, bisnya bersih, ada colokan listrik tiap bangkunya, luas, ada wifi yang lancar jaya, bisa pula nonton film dari daftar yang ada lewat hp, toilet yang bersih sekali dan ON TIME. Damai banget deh selama perjalanan dan bisa lihat pemandangan. Bangkunya terserah mau duduk di mana saja. Yang penting, bawa cukup makanan dan minum sendiri serta colokan model Amrik ya.

Bryant Park

Bryant Park, New York
Sesampainya di New York, wah excited banget, langsung norak deh saya. Ga berhenti senyum-senyum sendiri. Dari pemberhentian terakhir di West 36th street. Kami langsung menuju ke hotel dengan jalan kaki. Dan bersiap dengan berjalan kaki sahaja untuk 24 jam ke depan (dikurangi jam bobo ya hehe..).  Kami disambut gerimis oleh New York, udara sekitar 15-17 derajat celcius. Kami cukup pakai sweater dan jacket plus penutup kepala. Kalau kamu punya hoodie jacket akan lebih praktis.

Sebelum tiba ke Hotel, kami mampir dulu di Bryant Park untuk menghangatkan badan. Waah.. ini tamannya cakep banget. Bersih, rapih, hijauuu. Saya ga berhenti berdecak kagum. Ada cafe dan toko rotinya. Saya minum kopi dulu di sini, biar tetap segarrrr. Harga kopi sekitar $3.5. Asyik deh menikmati pemadangan taman di tengah gedung bertingkat. 

Bryant Park, New York
Nginap di Hotel Pod 51

Hotel ini kami pesan melalui online. Harganya sekitar IDR3,4juta permalam sudah termasuk pajak dan tanpa breakfast. Fasilitasnya adalah kasur bertingkat dan kamar mandi bersama (shared bathroom). Hehe.. menarik ya. Karena kami berdua, jadi bisa patungan. Hotelnya bersih dan nyaman sekali, suasananya tenang dan tidak terlalu kota, jadi asik. Di dekat hotel ada resto asia kok. hehe.. hepi banget.

Pod 51 Hotel, New York. Bunk bed and Shared bathroom. Lampu merah di atas pintu itu menandakan toilet nomor berapa yang available. Di toilet sudah ada sampo, sabun dan tissue. Bersih dan lega toiletnya. Kamarnya hangat dengan tv per bed.

Setelah cukup waktu untuk check in, cek kamar mandi dan fasilitas, serta memilih barang secukupnya yang perlu kami bawa untuk jalan-jalan, langsung kami bergegas ke destinasi selanjutnya.


Fifth Avenue Street
Fifth Avenue Street, Manhattan
Keluar dari hotel, kami menyusuri 5th Avenue yang tersohor itu, fancy street dengan beragam toko-toko yang pasti sudah bagus dipandangi saja dan bukan buat belanja, haha.. sebab bisa-bisa gaji sebulan cuma bisa beli remah-remah saj gitu. Jalan ini pernah dinobatkan sebagai jalan termahal dan ter-elegan sedunia. Cuit-cuit banget kan. Berasa jadi temannya mbak Carrie Bradshaw-nya Sex in The City.. uhuk..

Central Park

Setibanya di sini, saya ga berhenti senyum-nyengir, senang banget. Indah, bersih, udara dan pemadangan yang sungguh membuat bahagia. Tempat berkumpul, bercengkerama, unjuk kebolehan, melamun, foto-foto, lengkap dan asik banget. Jajanan juga banyak tersedia di beberapa titik taman. Sebelum mulai eksplorasi, bisa browsing dulu (things to see and do) atau beli peta yang dijual di "Information Kiosk" seharga USD2 (hitung-hitung buat donasi). 

Saya jelajahi hanya sebagian kecil saja, sebab luas sekali pusat taman di New York ini:

Di sini juga bisa naik delman, hehe.. tapi kita serasa jadi ratu dan raja gitu :)

Beli pretzel untuk coba-coba dan ganjal perut, satunnya 3dolar

The Lake, merupakan 20 hektare danau merupakan badan air alami terbesar di Central Park. Kontrak pemandangan alam dan gedung-gedung tua dan modern di seberangnya.

Balto. Siberian Husky yang berhasil memimpin 20 tim kereta luncur anjing saat salju hebat dengan suhu minus 40 derajat pada track berbahaya sejauh 85 km membawa obat untuk menghentikan wabah penyakit diphtera tahun 1925 di Nome, Alaska

Literally Walk. Pohon Elm yang memberntuk kanopi di jalur pedestrian ini, indah banget dan bagus buat foto-foto,

Daniel Webster Monument


Bow Bridge, Central Park

Bethesda Fountain. Di sini, banyak orang melempar koin ke dalam kolam sambil mengucapkan doa, konon supaya terkabul. Terus nanti ada homeless yang ambilin koinnya, kalau 1 dolar yang di lempar kan lumayan dapat 10. hehe..

Minton Tile Ceiling at Bethesda Fountain. Hall terbuka yang dibuat dari ubin keramik klasik buatan Minton buatan tahun 1800an, membuat ornamen dinding dan langit-langit terlihat megah dan indah. Di sini biasanya ada atraksi menarik, dengan suasana klasik dan syahdu, penampilan atraksi jadi tambah magis.

Cherry Hill. Tempat yang seru buat duduk-duduk, baca atau merenung.
---

Kira-kira dari sejak sampai New York jam 12 siang itu dan sampai dengan muter-muter di Central Park itu sampai jam 4-5an sore. Apa kabar badan? tentu saja kaki pegal, tapi semangat terus membara. Hehe..

Untuk destinasi lanjutan, lihat halaman berikutnya ya)

-Y-

Jumat, 19 April 2019

Wiraga Wirama Wirasa dalam Tari



"wiraga, wirama, wirasa"


Pertama kali yang saya ingat saat mula belajar di tengah tahun 2017, Bu Guru menyebutkan tiga unsur tari yang akan menghasilkan karya yang indah dari sebuah tarian. Ketiga unsur yang dapat diraih melalui proses yang memerlukan komitmen, ketekunan, dan ikhlas. Bagiku yang terpenting adalah kita harus menjalankan dengan passion (semangat dan tetap bergairah) dan menikmati setiap proses pembelajarannya.

Saya tidak memiliki latar belakang menari sejak kecil (apalagi pendidikan seni), ketertarikan terhadap tari Jawa terjadi karena saya menyukai budaya Jawa, ingin menjadi orang Jawi dan melestarikannya. Satu lagi yang menjadi motivasi, kata Ibu dan Kakakku, Ayah saya pun dulu pandai menari Jawa. Maka, semakin kuat niat ini untuk belajar dan bisa menari Jawa. 

Guru tari saya memiliki kekhususan mengajarkan tari klasik gaya Surakarta, dan kebetulan saya menyukainya. Mungkin karena saya pernah tinggal 5 tahun di kota Solo. 

Tari klasik gaya Surakarta merupakan tari istana yang telah lama sejak jaman kerajaan Majapahit. Kata klasik dalam masyarakat Jawa sering digunakan untuk menyebut kesenian istana Jawa, sering disebut seni klasik. Tari klasik adalah untuk menyebut khususnya produk tari istana Surakarta yang diciptakan dan dipergelarkan menurut aturan-aturan yang telah ditetapkan.

Tari Klasik yang kemudian muncul berkembang menjadi tari klasik yang mengandung sifat tertentu dan kemudian disebut gaya. Diantara gaya yang ada, gaya Surakarta, gaya Yogyakarta relatif terkenal dibandingkan dengan gaya-gaya daerah lain. Gaya Surakarta sendiri terdapat dua kelompok gaya yaitu Kasunanan dan Mangkunegaran. Diantara tari klasik gaya Surakarta yang terkenal yaitu Tari Bedhaya Ketawang, Tari Srimpi, Tari Wireng. Untuk tari Bedhaya Ketawang sampai sekarang dianggap tarian sakral.

----

Mari kembali dengan "wiraga, wirama, wirasa". 

Wiraga artinya adalah wujud atau gerak dari anggota tubuh yang disertai dengan keterampilan. Dalam menari, akan dimulai dengan pemanasan karena tari merupakan seni mengolah raga. Saya suka dengan Guru menari saya, beliau mengajarkan dengan bahasa yang dapat dengan mudah saya pahami dan semakin senang mempelajarinya. Istilah gerak tari seperti antara lain: mendak, debeg, gejuk, jengkeng, seblak, ukel, harus dihapal, sebab istilah inilah yang akan dipakai terus dan ada pada setiap tarian. Mengenal gerak lalu menghapal adalah satu hal. Hal lain adalah membuat satu posisi gerak yang benar dan indah, alangkah tak mudah. Misalnya mendak yaitu posisi berdiri dengan lutut ditekuk, dengan pundak tetap tegak, lalu mempertahankan posisi ini sambil mengkombinasi dengan gerakan tangan dan kepala. Akan tetapi ini proses, nikmat sekali mempelajarinya.

Wirama adalah gerak yang selaras dengan irama. Saat awal belajar gerakan tari, Bu Guru akan memberi materi tanpa musik (istilahnya "garingan"), beliau akan menyertakan setiap gerak dengan hitungan. Di mana hitungan ini dasarnya adalah dari ketukan pada irama musik. Hasilnya supaya, setiap penari memiliki kemampuan dan kepercayaan diri dalam melakukan setiap gerakan tari tanpa mencontek gerakan tari rekannya. Nah, ketika sudah dapat menguasai gerakan tari dengan cukup baik, kemudian akan diiringi irama musik. Buat saya, ya sulit. hehe.. tetap semangat.

Wirasa adalah keterampilan gerak tubuh yang tidak hanya sesuai dengan irama, tetapi juga disertai dengan penghayatan dan penjiwaan yang melahirkan ekspresi pada gerak tubuh dan mimik wajah. Dengan demikian dapat menciptakan tarian yang indah. Dalam kenyataannya, hal yang ini masih sangat jauh bisa saya raih. uhuhuu..

--

Latihan menari biasanya sekitar 2 jam. Apapun kondisi ruangan (pakai AC atau kipas), kamu akan berkeringat. Seperti olah raga pada umumnya, kamu akan merasa bahagia serta badan menjadi bugar. Kalau pegal sih ya pasti, apalagi kalau sudah berbulan-bulan tidak bergerak dan kemudian latihan menari. Tapi yang pasti, hati menjadi senang. 

Yuukk mari menari :) 

-Y-

catatan:
Di sini, saya hanya sekedar ingin berbagi akan apa yang saya rasakan dan ketahui dari pengalaman saya belajar menari.

https://budaya-indonesia.org/Tari-Klasik-Gaya-Surakarta

Kamis, 07 Maret 2019

Inilah Hidup

Bagi banyak orang, 
Masa depan adalah tantangan
Banyak yang menaruh asa di sana
Mimpi pun menjadi bunga kehidupan
Agar bara tetap menyala 
sampai saatnya tua tiba

Namun, kepada masa depan
Tak sedikit yang takut menghadapinya
Dengan beragam kegundahannya

Ia, perlahan dengan getir 
menapaki hari ini
Dibiarkan dirinya hanyut pada masa lalu
Terus menerus
Ia tetap tenggelam dalam kenangan
sembari menyungging senyum dalam pejamnya

Kenangan masa lampaunya tidaklah terlalu elok
tidak juga terlalu kelam
Tapi baginya, suram untuk menyelusuri jalan ke depan
Hatinya terlanjur rapuh
oleh beratnya masa kini

-Y-

Minggu, 24 Februari 2019

Cuma mau bilang

Ndak di twitter
Ndak di facebook
Ndak di grup wa

Yang berisik dan ribut ya orangnya itu-itu aja
Topiknya pun ya itu-itu aja

Monggo mawon
Sing waras yo tesih akeh


Belajar Menari dengan Legowo

Saya sedang belajar menari. Dengan belajar menari, saya dapat merasakan bahagia, menikmati raga yang sehat, dan rupanya satu hal lagi yang s...