Rabu, 27 Maret 2024

Pilihan dan Alamat Rezeki

Kata Satre begini: "We are our choices" artinya, apa yang menjadikan dan membentuk karakter, nilai atau keadaan kita saat ini adalah karena pilihan-pilihan yang kita tentukan dimasa sebelumnya. Hal ini, tentunya terlepas mengenai nilai yang diberikan orang lain kepada kita, karena kita tidak dapat mengatur apa yang orang pikirkan tentang kita. Kita hanya bisa mengatur: bagaimana kita menilai diri kita sendiri. 

Phewa Lake Pokhara, Nepal 

Hidup akan selalu berada pada zona di mana kita harus memilih. Membaca pilihan ini ya tergantung dari sudut pandang, pertimbangan logis, intuisi, dan keyakinan yang saat itu kita hadapi. Memang, seringkali ada faktor dari luar diri kita yang mempengaruhi keputusan kita, namun tetap ya itu adalah pilihan, apakah mempertimbangkan faktor luar tersebut atau kita mempertahankan kata hati. Kemudian keputusan untuk memilih salah satunya, adalah yang akan membentuk kita ke depannya. Setiap pilihan ada konsekuensinya, yang mungkin efeknya berbeda atau mungkin sama, yang kita tak pernah tahu mengenai apa rupanya masa depan. Kita cuma bisa prediksi berdasarkan apa yang kita pahami.

Pokhara, Nepal
Seringkali dalam membuat pilihan dan keputusannya, kita mengorbankan orang lain. Sesuatu yang membuat kita berada di posisi sulit dan akhirnya membentuk image kita. 

Saat sedang menghadapi pilihan antara memanfaatkan kesempatan untuk memperkaya diri dan pengalaman, atau mempertahankan reputasi dan memaksimalkan kualitas pada pengalaman yang lain, maka diri ini mempertanyakan nilai apa yang ingin saya bentuk? apa yang akan terjadi dengan keputusan yang saya ambil? apakah tak akan ada lagi kesempatan pekerjaan itu? apakah dengan pilihan saat ini, dapat menikmati hasil seperti yang saya harapkan di masa depan (yang saya sendiri masih ragu apa yang saya harapkan - lebih tepatnya kawatir jika mengharapkan sesuatu yang nantinya tidak terwujud - tipikal skeptis diri).

Seingat saya hingga saat ini, saya tidak pernah menolak kesempatan suatu pekerjaan, apapun bentuknya. Namun, entah kenapa kali ini kesempatan datang beberapa kali yang saya tak mampu untuk menanganinya dan muncul kekhawatiran, karena katanya kesempatan seringkali tak hadir dua kali. 

Namun, untuk menjaga reputasi, nampaknya keputusan menolak tawaran yang tersedia adalah menjadi sangat berat, dan sekaligus melegakan. Ini yang saya sebut sebagai integritas. Berat karena paham akan konsekuensi tak ada tambahan portfolio dan pendapatan serta kemungkinan tak akan datang kembalinya tawaran tersebut. Melegakan karena saya akhirnya memiliki alasan kuat yaitu mampu menahan godaan dan berusaha menjaga kualitas atau nilai pada diri sendiri (sesuai standar saya tentunya), sembari berupaya meyakini diri sendiri bahwa rezeki itu tak akan salah alamat. Ini keyakinan saya. Karena saya tahu, saya bukan pemalas, dan ini adalah modal kuat untuk menciptakan peluang mengalirnya nasib baik yang kita sebut sebagai "beruntung" atau "mujur". 

Lalu apa yang diharapkan akan dibentuk pada diri sendiri dari keputusan ini? Adalah sesuatu yang tak dapat dikuantifikasi, namun diharapkan mampu menjadi alasan kuat untuk menghibur kebingungan ini. 

Semoga..

-YA-

Belajar Menari dengan Legowo

Saya sedang belajar menari. Dengan belajar menari, saya dapat merasakan bahagia, menikmati raga yang sehat, dan rupanya satu hal lagi yang s...