Minggu, 12 Januari 2020

Jurnal Curhat - Hasan Anakku (Bagian 7)

Terakhir saya bercerita pada Jurnal Curhat Usaha agar bisa Hamil di tahun 2015. Sejak itu hingga kini, kami belum berencana untuk memiliki anak.

Suatu hari, kawan suami saya sedang hamil dan minta tolong menitipkan kucingnya ke kami sampai dia melahirkan. Kami tidak keberatan karena kucingnya lucccuuu banget. Kucing Persia. Jantan berumur sekitar 18 bulan dan kami beri nama Hasan.

Ketika kawan kami sudah selesai melahirkan, ternyata kucingnya tidak jadi dititipkan tetapi malah diberikan kepada kami. Hehe... ya sudah, kami ndak keberatan. Lalu kemudian, Hasan mengisi hari-hari kami menjadi lebih seru. 
Hasan the cat

Ini jadi kesayangan kami sejak Juni 2018.. Lovely banget deh. Kucing rumahan yang tidak bisa lihat pintu terbuka karena bakal langsung ingin kabur. Berhubung kami tinggal di rumah susun, terpaksa dia ga bisa kabur jauh. Mentok-mentok pintu tetangga atau pintu lift yang selalu tertutup. Hehehe... 

Hal yang kami lakukan adalah:
- rutin melakukan beragam vaksin dan obat cacing sesuai jadwal.
- maksimal sebulan sekali ke pet salon sekalian cek up ke dokter
- mengelap air mata setiap hari dengan tisu perlahan-lahan (karena pesek jadi cenderung berair mata)
- mengelusnya setiap hari (kalau kita duduk ditoilet, dia pasti ikutan dan minta dielus)
- peluk dan cium sepulang kerja dan kayaknya ini mah sering banget
- menyisir rambut atau membelai dengan sikat rambut setiap hari
- membersihkan pasir pupnya setiap pagi/malam
- membersihkan kupingnya 2 bulan sekali (bagian ini kudu ekstra ibu bapaknya, sebab Hasan ga pernah suka)
- melarang tidur di tempat tidur (awalnya diboleh, karena alergi saya kumat terus, jadinya dia cuma boleh bobo di meja samping kasur). Percayalah, Hasan anak yang nurut sekali
- membersihkan tempat makannya sebulan sekali
- kasih vitamin 2 minggu sekali

Hasan itu manis:
- tidak pernah ganggu kalau ada makanan atau minuman di meja (karena biasa makan makanan kucing kering)
- tidak pernah pipis dan pup sembarangan, selalu di tempat pupnya dia
- cool dan anteng, padahal kita ga sterilin dia
- gemesin dan suka sekali dibelai meski jutek ya
- pernah saya di rumah lagi sendiri dan sakit perut parah banget sekitar 3 jam. Hasan cium saya dan tetap disamping sampai saya sembuh.. yang ini benar-benar seperti anugerah, saya saja tidak percaya

Namun, selama punya Hasan, di tahun 2019, saya ke dokter spesialis sampai 6-7 kali. Dari mulai dokter THT, dokter paru, dokter kulit untuk menyembuhkan alergi saya. Saya tahu penyebab alergi saya adalah rambut (atau kita biasa sebut bulu-bulu) yang tersebar di rumah. Meski saya rajin membersihkan rumah, AC dan vacuum, tetap saja tidak bisa membuat diri saya stop cium Hasan dan membelainya sehingga terpapar bulunya. Semakin lama alergi saya semakin parah, dari mulai sinus, penyakit kulit, batuk tak kunjung sembuh hingga mulai asma. 

Kebetulan di awal tahun 2020 ada kabar dari kawan saya yang ingin memelihara kucing. Dengan berat hati tanggal 12 Januari 2020, kami terpaksa merelakan Hasan diadopsi orang lain. 

Jangan tanya perasaan ini waktu menyerahkan Hasan ke keluarga baru. Hancur mina... Terakhir saya cium dan mau serahkan ke Mama barunya, Hasan mencakar saya karena marah. Dan itu pertama kali Hasan mengeluarkan cakarnya. It's ok nak.. Ibu mengerti perasaanmu. Tapi Ibu harus realistis, karena makin lama bisa makin parah ini bengek Ibu. maafkan Ibu ya naak.. hehe.. lebay ya..

Begitulah hidup.. ada kalanya lebay, romatis, dan penuh tragedi. 

Well.. May we meet again son :) .. meong..

-Y-

Belajar Menari dengan Legowo

Saya sedang belajar menari. Dengan belajar menari, saya dapat merasakan bahagia, menikmati raga yang sehat, dan rupanya satu hal lagi yang s...