Kamis, 28 Mei 2020
Rabu, 27 Mei 2020
Good People
Good people are not always treated well
they often get hurt
maybe that's why they have a big heart
they leave little room for pain
they become stronger because of the broken heart
They grow up and more mature
always put a big smile on their face
don't want to let people know what is inside
they will not stop being kind
and sometimes, they have to be cruel to be kind
-Y-
they often get hurt
maybe that's why they have a big heart
they leave little room for pain
they become stronger because of the broken heart
They grow up and more mature
always put a big smile on their face
don't want to let people know what is inside
they will not stop being kind
and sometimes, they have to be cruel to be kind
-Y-
Selasa, 26 Mei 2020
Opini: Masa Pandemik Covid-19
Pandemik ini tidak terjadi sendiri di sini. Kejadian ini menerpa masyarakat di seluruh penjuru dunia. Semua mengalami kesulitan ini. Banyak yang kehilangan pekerjaan, tempat tinggal dan kelaparan. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Karena virus Covid (corona virus disease) ini begitu mudah menular. Sementara, belum ada vaksin atau obat untuk virus tsb. Masyarakat dihimbau untuk mencegah penularannya dengan cara mengurangi kontak fisik dengan orang lain. Karena tidak bisa dilihat siapa orang yang benar-benar positif teridap virus covid ini. Bisa saja kita bertemu di jalan, di kendaraan umum, di warung atau di mana saja dengan keadaan yang terlihat sehat. Terkait hal ini, maka Pemerintah menghentikan operasional transportasi publik seperti Mass Rapid Transportation (MRT), pengurangan operasional bus trans dan Kereta Rel Listrik (KRL). Bandara dan kereta antar kota ditutup. Ojek online tidak boleh membawa penumpang, mobil online dan taksi diberikan aturan ketat untuk tetap beroperasi.
Dalam skala nasional, sejak penandatanganan Pembatasan Sosial Berskala Besar-PSBB (31/3/2020), pemerintah daerah mulai memberlakukan kepada dunia usaha dan sekolah untuk dapat bekerja, bersekolah dan beraktivitas dari rumah. Tentu tak semua pekerjaan dapat dilakukan dari rumah. Hanya layanan esensial yang masih bisa beroperasi dari tempat usahanya. Dengan keadaan begini, maka banyak usaha yang mengurangi jam operasionalnya atau bahkan berhenti sejenak. Restoran hanya boleh melayani pembelian yang dibawa pulang, tidak boleh makan di tempat. Bangunan publik ditutup, MUI mengeluarkan fatwa agar tidak solat di masjid atau berziarah, bahkan pemerintah melarang aktivitas mudik. Banyak hotel, semua mall dan tempat wisata ditutup. Akibatnya, pemasukan usaha menjadi berkurang, sementara karyawan harus tetap digaji, sehingga pengurangan pendapatan karyawan dilakukan atau bahkan merumahkan dan memberhentikan sementara.
Situasi ini membuat warga yang hidupnya sudah sulit kian menjadi sulit. Tidak hanya sektor formal yang berdampak negatif, sektor informal pun semakin terpuruk. Di Indonesia tahun 2019 itu ada sekitar 57% orang yang bekerja di sektor informal, sektor yang masih dominan. Contoh saja, jualan es cendol keliling dengan gerobak. Kalau semua orang menahan diri untuk ke luar rumah dan anak-anak tidak jajan dari luar rumah, maka dari mana tukang es ini dapat menjual dagangannya. Potret semacam ini tersebar melalui media sosial dan menimbulkan empati bagi sebagian besar masyarakat kita. Kisah sedih antar sesama manusia ini, meningkatkan kepedulian sosial. Tak sedikit yang berusaha bahu membahu membantu sesama untuk meringankan beban mereka yang membutuhkan dan saluran bantuan untuk mendukung alat pelindung diri bagi tenaga kesehatan yang menjadi garda depan dalam berjuang untuk menangani pasien-pasien yang terinfeksi covid. Namun, prinsip oksigen harus tetap ditegakkan, yaitu menggunakan masker oksigen untuk diri sendiri agar tetap dapat menolong orang lain. Artinya, kita tetap harus tetap waspada terhadap virus ini.
Karena virus Covid (corona virus disease) ini begitu mudah menular. Sementara, belum ada vaksin atau obat untuk virus tsb. Masyarakat dihimbau untuk mencegah penularannya dengan cara mengurangi kontak fisik dengan orang lain. Karena tidak bisa dilihat siapa orang yang benar-benar positif teridap virus covid ini. Bisa saja kita bertemu di jalan, di kendaraan umum, di warung atau di mana saja dengan keadaan yang terlihat sehat. Terkait hal ini, maka Pemerintah menghentikan operasional transportasi publik seperti Mass Rapid Transportation (MRT), pengurangan operasional bus trans dan Kereta Rel Listrik (KRL). Bandara dan kereta antar kota ditutup. Ojek online tidak boleh membawa penumpang, mobil online dan taksi diberikan aturan ketat untuk tetap beroperasi.
Dalam skala nasional, sejak penandatanganan Pembatasan Sosial Berskala Besar-PSBB (31/3/2020), pemerintah daerah mulai memberlakukan kepada dunia usaha dan sekolah untuk dapat bekerja, bersekolah dan beraktivitas dari rumah. Tentu tak semua pekerjaan dapat dilakukan dari rumah. Hanya layanan esensial yang masih bisa beroperasi dari tempat usahanya. Dengan keadaan begini, maka banyak usaha yang mengurangi jam operasionalnya atau bahkan berhenti sejenak. Restoran hanya boleh melayani pembelian yang dibawa pulang, tidak boleh makan di tempat. Bangunan publik ditutup, MUI mengeluarkan fatwa agar tidak solat di masjid atau berziarah, bahkan pemerintah melarang aktivitas mudik. Banyak hotel, semua mall dan tempat wisata ditutup. Akibatnya, pemasukan usaha menjadi berkurang, sementara karyawan harus tetap digaji, sehingga pengurangan pendapatan karyawan dilakukan atau bahkan merumahkan dan memberhentikan sementara.
Situasi ini membuat warga yang hidupnya sudah sulit kian menjadi sulit. Tidak hanya sektor formal yang berdampak negatif, sektor informal pun semakin terpuruk. Di Indonesia tahun 2019 itu ada sekitar 57% orang yang bekerja di sektor informal, sektor yang masih dominan. Contoh saja, jualan es cendol keliling dengan gerobak. Kalau semua orang menahan diri untuk ke luar rumah dan anak-anak tidak jajan dari luar rumah, maka dari mana tukang es ini dapat menjual dagangannya. Potret semacam ini tersebar melalui media sosial dan menimbulkan empati bagi sebagian besar masyarakat kita. Kisah sedih antar sesama manusia ini, meningkatkan kepedulian sosial. Tak sedikit yang berusaha bahu membahu membantu sesama untuk meringankan beban mereka yang membutuhkan dan saluran bantuan untuk mendukung alat pelindung diri bagi tenaga kesehatan yang menjadi garda depan dalam berjuang untuk menangani pasien-pasien yang terinfeksi covid. Namun, prinsip oksigen harus tetap ditegakkan, yaitu menggunakan masker oksigen untuk diri sendiri agar tetap dapat menolong orang lain. Artinya, kita tetap harus tetap waspada terhadap virus ini.
--
Perubahan adalah niscaya. Semua orang berusaha mengikuti perkembangan agar tetap bertahan dan selalu sehat. Informasi tentang definisi dan tips pencegahan dari covid pun dapat berubah dalam hitungan jam. Begitu banyaknya jumlah korban dan kematian bergulir setiap hari dalam 2 bulan terakhir. Perhari ini (26 Mei 2020), di dunia ada kasus terinfeksi sudah hampir 5,6 juta orang, angka sembuh 2,4 juta orang, meninggal 347.950 jiwa. di Indonesia sendiri ada lebih dari 22.000 kasus terinfeksi, dengan angka kematian 1.391 jiwa. Tapi angka tes kita hanya 940 orang/1 juta penduduk, angka ini rendah sekali jika dibandingkan negara tetangga seperti Vietnam, Malaysia, Philipina dan Thailand. Padahal jumlah penduduk kita jauh lebih besar dibandingkan negara-negara itu. Di sisi lain, laporan Pemprov DKI mengatakan angka pemakaman di DKI Jakarta meningkat tajam pada bulan Maret dan April 2020 yaitu bertambah lebih dari 1000 pemakaman. Oleh karena itu, melihat angka laporan kematian akibat covid di negara kita seperti melihat ironi.
--
Sejak 13 Maret 2020, kantor saya memberlakukan aturan bekerja dari rumah. Beberapa kantor lain juga menerapkan aturan yang sama. Keadaan seperti ini menuntut masyarakat untuk melek teknologi. Semua pertemuan dan diskusi terjadi dalam bentuk tatap muka melalui dunia maya. Sekolah pun demikian. Anak sekolah dan mahasiswa (mau tidak mau harus) menjadi sigap untuk tetap terus mendapat pelajaran, melalui pembelajaran online, ataupun televisi nasional. Tentu Pemerintah sudah memikirkan untuk daerah yang tak terjangkau teknologi internet, maka televisi atau whatsapp adalah sarana untuk memudahkan transfer informasi dari sekolah kepada muridnya. Para pengajar pun menjadi ekstra berlatih untuk menyampaikan pelajarannya kepada murid melalui media komunikasi dan platform online. Tak sedikit pengajar honorer yang berkurang gajinya karena pemotongan anggaran pengeluaran di lapangan. Namun, mereka hanya dapat mengeluh, karena solusi nampaknya tak kunjung di depan mata. Dan lagi harus bersyukur karena masih mendapatkan rejeki dengan masih bekerja. Karena sangat banyak yang menjadi tidak beruntung dari keadaan ini.
Di sisi rumah tangga, alokasi anggaran ongkos sekolah beralih untuk anggaran makan, listrik dan kuota internet yang membengkak. Para orangtua memutar otak untuk membuat anak-anak tetap dapat mengikuti pelajaran dengan baik dan betah di rumah. Padahal biaya sekolah tetap saja ada. Para orangtua harus pandai membagi waktu dengan mengurus anak dan bekerja. Para asisten rumah tangga pun tak lagi dapat leluasa bekerja. Sebagian dari mereka diberhentikan karena para orangtua kini sudah dapat bekerja di rumah dan mampu menangani pekerjaan rumah tangga, mungkin juga karena pemasukan para orangtua inipun berkurang dan untuk mengurangi risiko kontak langsung dengan orang lain.
Memasak sendiri adalah tren baru, karena dapat menghemat uang makan dan dapat mengatur porsi serta dirasa lebih higienis. Para orangtua pun harus berkreasi dengan makanan untuk membuat keluarga tetap hangat dan bersemangat. Kreatifitas bermunculan melalui media sosial dan situs-situs pendukung. Beragam bentuk aktivitas kreatif di dalam rumah bermunculan. Hal ini karena setiap orang harus pandai menghibur diri dari dalam rumah untuk menggantikan kebiasaan aktifitasnya di luar rumah. Melalui media sosial dan situs pendukung maka masyarakat global bisa saling menghibur dengan konten dan kreasinya. Banyak sisi baik dari keadaan ini yang dapat dirasakan, seperti: jalanan menjadi sangat lengang, kicau burung begitu nyaring terdengar karena riuh rendah bunyi nada di stasiun kereta api jauh berkurang, asap kendaraan tidak mengepul, langit menjadi cerah dan biru.
Jakarta, Senin, Lebaran, 25 Mei 2020, Langit Cerah dan Biru |
Model belanja kebutuhan sehari-hari pun berubah. Tak sembarang orang bisa lalulalang ke pasar tradisional. Saat pandemik ini, diatur jam untuk beroperasional dan lebih pendek, ada jam untuk dibersihkan dan disemprot disinfektan. Dan pengunjung diwajibkan memakai masker. Jaga jarak sulit mengaturnya, tetapi sebagian terlihat ada yang menggunakan sarung tangan saat berbelanja. Bagi yang memiliki rejeki lebih, mereka memilih berbelanja melalui online untuk mengurangi risiko dan efisiensi serta berbagi rejeki kepada jasa pengantar belanja. Belanja online menjadi sangat marak aktivitasnya. Jasa pengiriman barang menjadi sibuk.
Mengenai kebiasaan-kebiasaan baru yang terbentuk. Cuci tangan adalah kebiasaaan baru yang digemakan. Baru tahu dari link ini, bahwa di dunia ini lebih banyak orang yang punya hp (5 milyar orang) dibandingkan orang yang memiliki kemampuan mencuci tangan di rumahnya (4,8 milyar orang). Artinya, memang perlu dipaksakan untuk menciptakan kondisi ideal seantero dunia. Di beberapa komplek perumahan terlihat meletakkan fasilitas di halaman rumahnya berupa bak, keran dan sabun untuk memfasilitasi orang sebelum masuk rumahnya atau sekedar ingin mencuci tangan. Kreasipun macam-macam deh.
Masih banyak lagi kebiasaan-kebiasaan baru yang tercipta di masyarakat dari upaya pencegahan covid di masyarakat sejak sekitar pertengahan Maret hingga akhir Mei ini. Kalau kata sebuah sumber, buat seseorang perlu rerata 66 hari untuk mengubah kebiasaan. Jadi, kalau ada survey mungkin sebagian dari kita sudah terbiasa dengan model ini. Tanpa ngopi di mall, tanpa nongkrong, tanpa cuci mata di pusat perbelanjaan, tanpa beribadah di fasilitas umum peribadatan.
Adapun upaya untuk memulihkan perekonomian dan kegiatan sosial di masyarakat adalah Pemerintah mengeluarkan skema-skema new normal yang diprediksikan berlaku di bulan Juni, tentu dengan syarat dan kondisi tertentu untuk dapat mengaktifkan kegiatan sosial dan usaha di masyarakat dengan skema new normal ini. Hal ini akan berlangsung sampai dapat ditemukan vaksin atau obat untuk virus ini.
Per hari ini, sudah 75 hari saya lakukan kebiasaan baru yaitu beraktivitas di rumah saja. Nampaknya saya sudah terbiasa dengan model ini. Kalau untuk ke kantor lagi, berarti perlu 66 hari ini untuk terbiasa dengan aktivitas baru. Hehe.. jadi, apakah berarti ini, saya jadi keenakan bekerja dari rumah? atau saya yang memang biasa bermalas-malasan? :)
Bersiap untuk New Normal Juni-Juli 2020 |
Masih banyak lagi kebiasaan-kebiasaan baru yang tercipta di masyarakat dari upaya pencegahan covid di masyarakat sejak sekitar pertengahan Maret hingga akhir Mei ini. Kalau kata sebuah sumber, buat seseorang perlu rerata 66 hari untuk mengubah kebiasaan. Jadi, kalau ada survey mungkin sebagian dari kita sudah terbiasa dengan model ini. Tanpa ngopi di mall, tanpa nongkrong, tanpa cuci mata di pusat perbelanjaan, tanpa beribadah di fasilitas umum peribadatan.
Adapun upaya untuk memulihkan perekonomian dan kegiatan sosial di masyarakat adalah Pemerintah mengeluarkan skema-skema new normal yang diprediksikan berlaku di bulan Juni, tentu dengan syarat dan kondisi tertentu untuk dapat mengaktifkan kegiatan sosial dan usaha di masyarakat dengan skema new normal ini. Hal ini akan berlangsung sampai dapat ditemukan vaksin atau obat untuk virus ini.
Per hari ini, sudah 75 hari saya lakukan kebiasaan baru yaitu beraktivitas di rumah saja. Nampaknya saya sudah terbiasa dengan model ini. Kalau untuk ke kantor lagi, berarti perlu 66 hari ini untuk terbiasa dengan aktivitas baru. Hehe.. jadi, apakah berarti ini, saya jadi keenakan bekerja dari rumah? atau saya yang memang biasa bermalas-malasan? :)
26 Mei 2020
-Y-
(saya tahu banyak sekali tulisan tentang keadaan pandemik ini yang bagus-bagus. Saya menulis ini hanya untuk pengingat diri saya sendiri tentang keadaan luar biasa ini. Betapa manusia berubah secara global dan adaptasi yang luar biasa dari makluk planet bumi ini)
(saya tahu banyak sekali tulisan tentang keadaan pandemik ini yang bagus-bagus. Saya menulis ini hanya untuk pengingat diri saya sendiri tentang keadaan luar biasa ini. Betapa manusia berubah secara global dan adaptasi yang luar biasa dari makluk planet bumi ini)
Senin, 25 Mei 2020
Getting into your Dream
Fantasy, 2019 |
may I enter into your dream?
would you let me in?
let me see it for a while
to find out if I was there
in a small piece of your world
wondering
could your subconscious recognize me
please allow me to paint your mind
nourish you with my name
let me part of your soul
even though it's only in my fantasy
-Y-
Minggu, 24 Mei 2020
Lebaran 2020
Selamat Idul Fitri 1441 H |
Puncak kemenangan bagi yang berpuasa
Hari raya yang dinanti
Milyaran umat muslim di dunia
Gema takbir samar terdengar
Tak lagi gaduh seperti biasanya
Lapangan pun tak digelar terpal dan koran
Tak ada sajadah dan jamaah di sana
Tak ada khutbah yang bersautan
Riuh rendah hangatnya tegur sapa tak lagi ada
Keriangan dan canda tawa lenyap
Hiruk pikuk keramahan pun sirna
Simpuh, jabat tangan dan dekapan pun tiada
Tradisi sedang tak dijunjung
Pandemi menyelimuti perubahan
Mudik tidak lagi menjadi bakti
Silaturahmi tak lagi bentuk kesopanan
Makhluk bumi beradaptasi
Masker dan jaga jarak melekat erat
Teknologi memberi solusi
Virtual adalah hal krusial
Guna menahan egois nan berbuah efisiensi
Tapi langit masih sama
Bahkan lebih biru kini
Syukur merasuk sukma
Raga beruntung diberi sehat
Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kau dustakan?
-Y-
24 Mei 2020
Untuk Japra
Keep Strong Bro! |
Banyak yang bersuka cita
Tapi tidak pada kawanku
Dia bersedih hati
Sulit tuk berkata
Jiwanya membisu terpaku
Ayahandanya tlah pergi
Risaumu tak terima
Kenyataan ini menghujammu
Kau selalu berbakti
Ingin kurangkul dirimu tuk tunjukan kepedulian
Apa daya pandemi ini mencegahnya
Tak banyak pengiring jenazah
Sepi saja yang hadir, dari keluarga dekat
Namun tak berkurang takzim tuk mengantarkan kepergian ayahandamu
Gundukan tanah sudah terbentuk
Di sampingnya, dua kuburan baru saja selesai pagi tadi
Tanah sama merahnya, masih basah, bertabur bunga-bunga
Untuk wartawan..begitu tertulis di papan nisan
Azan dari dalam liang berkumandang
Doa penutup mengakhiri iringan kebersamaan kali ini
Selamat jalan Om H. S. Basri
Beristirahatlah dengan tenang
Meski kami tak sempat mengenalmu
Tapi kami seperti lekat dengan perjuanganmu
....
Duhai kawanku
Ku tau candamu hanya tuk tutupi sedu sedanmu
Kuatkan dirimu kawan
Turut berduka sedalam-dalamnya
Dari kami Somplak family
-Y-
Minggu, 12 Januari 2020
Jurnal Curhat - Hasan Anakku (Bagian 7)
Terakhir saya bercerita pada Jurnal Curhat Usaha agar bisa Hamil di tahun 2015. Sejak itu hingga kini, kami belum berencana untuk memiliki anak.
Suatu hari, kawan suami saya sedang hamil dan minta tolong menitipkan kucingnya ke kami sampai dia melahirkan. Kami tidak keberatan karena kucingnya lucccuuu banget. Kucing Persia. Jantan berumur sekitar 18 bulan dan kami beri nama Hasan.
Ini jadi kesayangan kami sejak Juni 2018.. Lovely banget deh. Kucing rumahan yang tidak bisa lihat pintu terbuka karena bakal langsung ingin kabur. Berhubung kami tinggal di rumah susun, terpaksa dia ga bisa kabur jauh. Mentok-mentok pintu tetangga atau pintu lift yang selalu tertutup. Hehehe...
Ketika kawan kami sudah selesai melahirkan, ternyata kucingnya tidak jadi dititipkan tetapi malah diberikan kepada kami. Hehe... ya sudah, kami ndak keberatan. Lalu kemudian, Hasan mengisi hari-hari kami menjadi lebih seru.
Hasan the cat |
Ini jadi kesayangan kami sejak Juni 2018.. Lovely banget deh. Kucing rumahan yang tidak bisa lihat pintu terbuka karena bakal langsung ingin kabur. Berhubung kami tinggal di rumah susun, terpaksa dia ga bisa kabur jauh. Mentok-mentok pintu tetangga atau pintu lift yang selalu tertutup. Hehehe...
Hal yang kami lakukan adalah:
- rutin melakukan beragam vaksin dan obat cacing sesuai jadwal.
- maksimal sebulan sekali ke pet salon sekalian cek up ke dokter
- mengelap air mata setiap hari dengan tisu perlahan-lahan (karena pesek jadi cenderung berair mata)
- mengelusnya setiap hari (kalau kita duduk ditoilet, dia pasti ikutan dan minta dielus)
- peluk dan cium sepulang kerja dan kayaknya ini mah sering banget
- menyisir rambut atau membelai dengan sikat rambut setiap hari
- membersihkan pasir pupnya setiap pagi/malam
- membersihkan kupingnya 2 bulan sekali (bagian ini kudu ekstra ibu bapaknya, sebab Hasan ga pernah suka)
- melarang tidur di tempat tidur (awalnya diboleh, karena alergi saya kumat terus, jadinya dia cuma boleh bobo di meja samping kasur). Percayalah, Hasan anak yang nurut sekali
- membersihkan tempat makannya sebulan sekali
- kasih vitamin 2 minggu sekali
Hasan itu manis:
- tidak pernah ganggu kalau ada makanan atau minuman di meja (karena biasa makan makanan kucing kering)
- tidak pernah pipis dan pup sembarangan, selalu di tempat pupnya dia
- cool dan anteng, padahal kita ga sterilin dia
- gemesin dan suka sekali dibelai meski jutek ya
- pernah saya di rumah lagi sendiri dan sakit perut parah banget sekitar 3 jam. Hasan cium saya dan tetap disamping sampai saya sembuh.. yang ini benar-benar seperti anugerah, saya saja tidak percaya
Namun, selama punya Hasan, di tahun 2019, saya ke dokter spesialis sampai 6-7 kali. Dari mulai dokter THT, dokter paru, dokter kulit untuk menyembuhkan alergi saya. Saya tahu penyebab alergi saya adalah rambut (atau kita biasa sebut bulu-bulu) yang tersebar di rumah. Meski saya rajin membersihkan rumah, AC dan vacuum, tetap saja tidak bisa membuat diri saya stop cium Hasan dan membelainya sehingga terpapar bulunya. Semakin lama alergi saya semakin parah, dari mulai sinus, penyakit kulit, batuk tak kunjung sembuh hingga mulai asma.
Kebetulan di awal tahun 2020 ada kabar dari kawan saya yang ingin memelihara kucing. Dengan berat hati tanggal 12 Januari 2020, kami terpaksa merelakan Hasan diadopsi orang lain.
Jangan tanya perasaan ini waktu menyerahkan Hasan ke keluarga baru. Hancur mina... Terakhir saya cium dan mau serahkan ke Mama barunya, Hasan mencakar saya karena marah. Dan itu pertama kali Hasan mengeluarkan cakarnya. It's ok nak.. Ibu mengerti perasaanmu. Tapi Ibu harus realistis, karena makin lama bisa makin parah ini bengek Ibu. maafkan Ibu ya naak.. hehe.. lebay ya..
Begitulah hidup.. ada kalanya lebay, romatis, dan penuh tragedi.
Well.. May we meet again son :) .. meong..
-Y-
Langganan:
Postingan (Atom)
Belajar Menari dengan Legowo
Saya sedang belajar menari. Dengan belajar menari, saya dapat merasakan bahagia, menikmati raga yang sehat, dan rupanya satu hal lagi yang s...
-
Program Bayi Tabung 11 Juni 2015 Waktunya untuk pengambilan ovum (sel telur) atau disebut ovum pickup (OP). Kali ini dilakukan d...
-
Dulu ketika kuliah, punya sepatu bermerek dan (bagi saya) mahal, rasanya seperti mau terbang, percaya diri tumbuh seakan-akan posisi sosial...
-
"Setiap orang memiliki kebutuhan, keyakinan, pengetahuan dan rencana dalam menjalani hidupnya masing-masing. Tentu tidak harus sama d...