Sabtu, 01 April 2017

Perkawinan Tanpa Anak (Bagian III)

Saya pernah menulis tentang perkawinan tanpa anak dua tahun yang lalu (lihat blog sebelumnya). Saat ini, sudah hampir 10 tahun usia perkawinan, di rumah tangga kami tanpa anak.
Buahnya Tempelan . hihi..
Kali ini, saya menjadi tergelitik untuk menambahkan tulisan tentang perkawinan ini, karena belum lama ini saya mengalami sendiri sesuatu yang membuat saya tersenyum.

Begini Ceritanya

Di sebuah lift, saya masuk dan berdiri di pojok. Kemudian ada tiga orang wanita yang salah satunya membawa anak ikut juga masuk. Terakhir seorang wanita juga nimbrung untuk masuk ke dalam lift. Kemudian lift beranjak naik.

Percakapan pun berlangsung:
Salah satu dari tiga wanita itu menyapa wanita yang terakhir masuk: "Hai.. lagi isi ya?"
Wanita terakhir menjawab: "Ah.. enggak"
Salah satu dari tiga wanita itu mencoba menganulir:"Oh, kelihatan lagi isi. Udah berapa lama nikahnya?"
Wanita terakhir menjawab (dengan malas): "Enggak kok, ga isi. Dua tahun"
Salah satu dari tiga wanita itu meneruskan: "belum kali ya.. nanti juga isi"
Wanita terakhir menjawab: "Iya, belum aja"
Lift pun berhenti, wanita terakhir keluar dan berkata: "duluan ya"
Ketiga wanita itu menjawab: "iya"

Saya masih berada di pojok lift dan terdiam mendengar percakapan mereka, karena nampaknya lantai saya paling atas tujuannya dari mereka semua. 

Percakapan pun dilanjutkan:
Wanita A: "Kasihan ya.. belum punya anak." 
Wanita B: "Iya .. udah dua tahun ya."
Wanita C menimpali: "Iya . sama tuh sama si G dia udah tujuh tahun nikah belum punya anak. kasihan ya."
Wanita A: "Enggak kayak kita ya.. nikah langsung tokcer. hehe.." (sambil tertawa)
Wanita B: "Iya.. kita mah tokcer banget ya.. langsung jadi, haha.." (tertawa lepas)
Wanita C ikut tertawa mengamini.

Lalu mereka tiba pada lantai tujuan dan keluar lift. Di pojok, saat percakapan-percakapan itu terjadi, saya tidak sedang memainkan hp atau mencoba mencari-cari sesuatu di dalam tas saya hanya untuk sekedar terlihat sibuk. Tetapi secara tak sengaja, saya khidmat mendengarkan percakapan itu dengan tatapan sesekali ke papan digital lift sambil tersenyum dan tersenyum serta tersenyum. Dan ketika tinggal saya seorang diri yang berdiri dipojokkan sambil menanti tiba saatnya pintu lift membuka pada lantai tujuan saya, saya tetap mengulum senyum ... C'est la vie :)

-Y-

Belajar Menari dengan Legowo

Saya sedang belajar menari. Dengan belajar menari, saya dapat merasakan bahagia, menikmati raga yang sehat, dan rupanya satu hal lagi yang s...