Rabu, 22 Desember 2010

Catatan di "Hari Ibu"

Ketertarikan akan isu perempuan saya rasakan sejak di bangku kuliah. Dengan membaca beberapa buku jurnal perempuan, saya hanya ingin mengetahui hak dan kewajiban perempuan sebagai manusia yang memiliki kesetaraan dengan lelaki dan bukan untuk menjadi sok tahu dan melawan kodarati. Konteks perempuan memiliki banyak bentuk, antara lain: sebagai ibu, orangtua tunggal, wanita single, pekerja rumah tangga (PRT), wanita pekerja, wanita karir, dan ibu rumah tangga. Dari pembelajaran, tujuan yang diperoleh tidak lain untuk memuliakan sesama manusia, perempuan dan lelaki adalah setara dengan tanda petik tergantung dari sisi relatif yang digunakan, akan tetapi pada dasarnya adalah ada nilai universal yang sama-sama harus dijunjung yaitu saling menghargai.

Tulisan ini terinspirasi dari beberapa hal yang saya lihat baru-baru ini terkait dengan ketidak adilan terhadap kaum perempuan. Kebetulan ketiganya adalah contoh dari ketidakberdayaan perempuan terhadap superior laki-laki karena ketidak tahuan perempuan akan hak-haknya, sementara kewajibannya sudah cukup dilakukannya dengan baik. Lagi-lagi kebodohan dan kemiskinan menyumbang penyebab terbesar, ditambah dengan budaya patriarchal dan intepretasi agama yang tidak berpihak dengan keadilan. Lalu siapa yang patut disalahkan? Keluarga, masyarakat, pemerintah? Jika ingin jawaban singkat, katakan saja mereka sedang ‘sial’.

Subyektifitas dan sarkasme mungkin akan tertuang disini, hal ini karena saya tidak tahu harus bagaimana untuk membantu mereka. Namun, setidaknya tulisan ini dapat membantu menyadarkan kita betapa masih banyaknya perempuan yang terpuruk. Kemandirian perlu ditularkan kepada teman-teman yang terjepit dalam peliknya kasus poligami yang masih saja marak.

Berikut beberapa kasus yang dapat dilihat dan masih berada disekeliling kita: nikah siri kemudian punya anak dan ditinggalkannya sang ibu perempuan dengan tanggungan si jabang bayi; sebagai istri kedua dengan iming-iming bahwa akan mencerai istri pertama dan bla-bla-bla, padahal tidak juga menjadi istri tunggal; memukul istri karena alasan ada dalam al-Quran; baru saja pisah 4 bulan karena belum ada itikad dari kedua belah pihak untuk kompromi, sang suami sudah memutuskan dan mengumumkan sudah mendapat calon mama baru tanpa menyelesaikan masalah rumah tangganya, lagi-lagi dengan alasan bahwa Quran ada yang mengatur kalau 3 bulan pisah berarti cerai; melarang istri bekerja namun solusi keuangan tidak didiskusikan; menormorduakan istri dibawah orangtua atau pekerjaan; abainya pendidikan untuk istri karena dianggap tidak perlu; atau sang suami memiliki hubungan dengan wanita lain dan megajukan perceraian. Dari hal diatas, yang menjadi masalah adalah biasanya perempuan dalam keadaan tidak siap secara finansial dan sulit membangun kepercayaan diri serta trauma.

Menanggapi keprihatinan ini, perhatian global di curahkan dengan menetapkan Hari Perempuan Internasional tanggal 8 Maret dan juga Hari Ibu tanggal 22 Desember. Namun, contoh kasus yang saya amati, kebetulan masalah perempuan ini menimpa kepada mereka yang sudah memiliki anak. Mereka adalah seorang ibu. Padahal jika saja sang suami memuliakan sang istri selayaknya seperti memuliakan ibu, tentunya konflik tidak akan terjadi. Oleh karena itu, mungkin pada peradaban sekarang ini kita perlu merubah slogan untuk memuliakan seseorang dari “umi, umi, umi” menjadi “perempuan, perempuan, perempuan”. Dengan demikian, lelaki dapat menghargai perempuan, apapun konteksnya.

-Y-

Minggu, 10 Oktober 2010

Kenyamanan Suhu Ruang, Listrik dan Lingkungan

Akhir-akhir ini, cuaca mengalami anomali. Kadang kita akan merasa kepanasan karena teriknya matahari, tapi tak jarang hujan membuat ruangan menjadi sangat dingin. Untuk kenyamanan dalam beraktivitas, maka masalah panas di dalam ruangan akan diatasi dengan pengkondisian udara atau air conditioning (AC) yang sudah umum dilakukan baik diperkantoran ataupun perumahan. Sedangkan dalam mengatasi ruangan yang dingin, biasanya cukup mematikan AC. Namun, untuk gedung-gedung komersial seperti perkantoran, mall, hotel dan rumah sakit yang menggunakan AC sentral sehingga tak bisa dilakukan pengaturan pendingin ruangan secara manual atau individu, maka yang terjadi yaitu adanya adaptasi perilaku dengan cara memakai jaket atau menghindari hembusan sumber dingin dari diffuser. Mengatasi kedingininan di negara tropis berbeda dengan di negara 4 musim. Adanya musim dingin dapat diatasi dengan pemanas ruangan sehingga kondisi udara ruangan menjadi lebih hangat dibandingkan luar ruangan.

Udara yang dingin di dalam ruangan bukan hanya sekedar isu kenyamanan bagi penghuni, tetapi terkait dengan pemakaian energi listrik dan lingkungan. Hal ini karena pengkondisian udara baik itu pendingin ruangan atau pemanas ruangan memerlukan listrik dalam pengoperasian AC. Berikut ini yang terkait dengan kenyamanan suhu udara ruang, antara lain:

Biaya tagihan listrik berarti uang. Bagi pemilik gedung, konsumsi listrik dapat dilihat dari besarnya biaya tagihan PLN (Perusahaan Listrik Negara) setiap bulannya. Semakin sering menggunakan AC ruang, semakin besar biaya yang dikeluarkan.

Jejak ekologis. Sumber listrik dari PLN menggunakan batubara untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Batubara yang digunakan berasal dari eksplorasi kawasan (hutan) yang mengandung batu bara. Pertambangan ini mengubah bentang alam yang dapat mengganggu harmonisasi ekosistem di lahan tsb yang terdiri atas berbagai makhluk hidup seperti tanaman, serangga, mamalia dan berbagai jenis burung. Pembukaan lahan hutan tanpa dilakukan reboisasi dapat menghilangkan jejak ekologis sehingga mengurangi biodiversitas dan keseimbangan rantai makanan.

Banjir dan erosi. Adanya pertambangan konvensional sering meninggalkan bekas lahan tambang tanpa dilakukan rehabilitasi lahan terlebih dahulu. Hal ini mengakibatkan lahan menjadi rentan terhadap banjir dan erosi karena tidak ada lagi akar tanaman yang mampu mengikat air dan zat hara tanah. Porositas tanah terganggu sehingga terjadi water run off tanpa diserap oleh tanah. Air dari dataran tinggi yang menyapu lahan kedataran lebih rendah, membawa sedimen yang dapat terangkut sehingga kerap terjadi banjir beserta lumpur disepanjang bantaran sungai yang meluap.

Jejak karbon. Proses produksi pada pembangkit tenaga listrik akan mengeluarkan hasil samping berupa zat pencemar ke udara dalam jumlah yang relatif besar, antara lain karbon dioksida. Pelepasan karbon keudara diduga sebagai kontributor terjadinya efek rumah kaca sehingga kondisi cuaca saat ini sering tidak dapat diprediksi.

Perlu diketahui bahwa mendinginkan 1 derajat Celsius udara ruang memerlukan konsumsi energi sebesar 10%. Sebagai gambaran, penelitian Karyono (2001) menunjukkan sekitar 95% dari 596 karyawan di beberapa bangunan tinggi di Jakarta merasa nyaman pada suhu ruang 26,4 derajat Celsius. Menurut Standar Nasional Indonesia 03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung bahwa zona kenyamanan termal orang Indonesia untuk perancangan ruangan umumnya 25 ± 1oC.

Namun, seringkali kita menyesuaikan thermostat pada pendingin ruangan hingga dibawah 23 derajat Celsius sehingga dapat dihitung berapa persen kenaikan energi listrik yang dibutuhkan, batubara yang dibutuhkan, ekosistem yang dihilangkan, dan jejak karbon yang ditinggalkan. Masalahnya seringkali kita terlalu berlebihan dengan kenyaman termal, bahkan adanya persepsi semakin dingin semakin modern akan meningkatkan pemakaian energi listrik. Padahal jika kita menghemat 1 derajat Celsius maka kita akan menghemat pemakaian energi listrik sebesar 10%. Hal ini berarti menghemat biaya, mengurangi jejak ekologi dan jejak karbon. Jadi… mari kita selamatkan bumi dengan pendingin ruangan yang tidak berlebihan.

Bibliografi
Karyono, T.H. 2001. Penelitian Kenyamanan Termis di Jakarta Sebagai Acuan Suhu Nyaman Manusia Indonesia. Jurnal Dimensi teknik Arsitektur Vol. 29, No.1, Juli 2001: 24-33.
http://www.50waystohelp.com/ 10/10/2010; 10.00 wib

Sabtu, 25 September 2010

Krito-Sokrates #1 (Tetralogi Plato)


Krito (Yunani: Κρίτωνα/ Krítona) adalah dialog singkat yang dibuat oleh filsuf Yunani kuno Plato. Krito adalah percakapan antara Socrates dengan sahabatnya bernama Krito di dalam penjara tentang keadilan, ketidakadilan dan respon yang tepat untuk ketidakadilan. Socrates berpikir bahwa ketidakadilan mungkin tidak dijawab dengan ketidakadilan dan menolak tawaran Krito untuk membiayai upaya melarikan dirinya dari penjara. Dialog ini berisi pernyataan kuno dari teori kontrak sosial pemerintah.


Dialog dimulai pada saat Socrates sadar (dari bangun tidur) akan kehadiran Krito di sel penjara. Ketika Socrate terkejut bahwa penjaga telah mengijinkan Krito masuk ke dalam sel beberapa waktu lebih awal, Krito memberitahukan bahwa ia mengenal penjaga dengan baik dan telah memperlakukan penjaga dengan kebajikan tertentu. Krito memiliki kabar buruk bagi Socrates. Dia mengatakan kepadanya bahwa ada saksi mata melaporkan kapal telah datang dari Delos yang berarti besok Socrates akan dieksekusi. Socrates menampik laporan tersebut dengan mengatakan bahwa dia telah bermimpi seperti sebuah visi. Dalam mimpi terlihat seorang wanita cantik berjubah putih mengatakan kepadanya bahwa pada hari ketiga maka ia akan pergi ke Fthia, yang merupakan referensi Akhilles dalam Iliad bahwa prajurit terkuat dari Yunani akan dapat kembali ke rumahnya yaitu Fthia yang subur pada hari ketiga. Dalam mimipi Socrates, Fthia menjadi sebuah simbol ‘rumah’ yang ke sana dia akan kembali setelah kematiannya, sehingga sangat jelas arti mimpi bagi socrates bahwa kapal akan tiba besok dan eksekusi akan dilaksanakan pada hari ketiga.

Krito telah tiba pada jam awal untuk menyelamatkan Socrates dari kematian. Krito mengatakan bahwa jika Socrates mengikuti aturan untuk tetap dieksekusi, orang akan menganggap bahwa Krito dan teman-teman tidak mampu membiayai pelariannya. Krito menegaskan bahwa ia tidak akan mendapatkan banyak masalah karena membantu penyelundupan Socrates keluar dari penjara sebab tidak dibutuhkan banyak uang untuk menyuap orang agar socrates keluar dari penjara. Dia menambahkan bahwa jika Socrates takut menguras rekening Krito, ada beberapa wisatawan yang siap menggunakan uangnya untuk Socrates antara lain Simmias dan Kebes. Selain itu, Krito menegaskan bahwa Socrates memiliki dukungan di kota-kota lain seperti Thessaly yang akan menjadi perlindungan aman dan tidak menyusahkan sebagai tempat pengasingan.
Krito melanjutkan dari segi moral bahwa Socrates akan tidak adil bila mengikuti upaya musuh-musuhnya terhadap dia. Socrates memilih "jalan termudah", sebagai lawan dari jalan berani, terhormat, dan berbudi luhur. Krito merasa hal ini sebagai jalan kematian yang tidak adil. Socrates akan bertindak pengecut jika ia tidak melawan ketidakadilan tersebut.
Krito lebih lanjut menyatakan bahwa seorang ayah (seperti Socrates) memiliki kewajiban untuk memelihara dan mendidik anak-anaknya dan harus mencegah mereka menjadi anak yatim jika keadaan memungkinkan. Dia mengatakan bahwa jika anak-anaknya menjadi anak yatim biasa, berarti Socrates telah mengkhianati putra-putranya.
Krito menambahkan bahwa perkara pengadilan seharusnya dapat dihindari dan terlihat seolah sebuah cemoohan, namun Krito merasa gagal menanganinya. Dia mengatakan bahwa kegagalan untuk melarikan diri akan menjadi kekonyolan yang klimaks karena ketidakmampuan teman-teman Socrates untuk mengatur urusan dan pengecut yang memalukan.
Tanggapan Socrates
Socrates mengatakan kepada Krito bahwa Socrates adalah salah satu dari orang-orang yang harus dibimbing oleh akal dengan membuat argumen dari hasil perenungan yang terbaik. Socrates mengklaim bahwa ia serius dalam sidang tentang tidak takut kematian. Dia mengungkapkan penghinaan untuk mengikuti pendapat massa dan bertindak secara acak. Socrates mengatakan bahwa satu-satunya orang yang pendapatnya dipedulikan adalah sang pakar mengenai keadilan dan ketidakadilan. Bagi Socrates, hidup dengan baik sama dengan hidup dengan terhormat atau dengan adil.
Perihal uang, reputasi dan membesarkan anak adalah masalah yang sebenarnya diperhatikan orang banyak saja, yang dengan senang menghukum mati orang dan akan menghidupkan mereka kembali jika mereka dapat melakukannya tanpa sedikit pun melibatkan nalar. Pertanyaannya bukan apa yang akan orang pikir tentang dirinya, tetapi adalah apakah itu akan menjadi tidak adil bagi Socrates untuk melarikan diri. Socrates berpendapat bahwa jika itu tidak pernah baik untuk melakukan ketidakadilan, maka tentu tidak pernah baik untuk melakukan ketidakadilan dalam menanggapi ketidakadilan. Dia mengatakan bahwa premis ini akan diambil sebagai benar untuk tujuan diskusi mereka. Krito mengatakan dia setuju dengan Socrates. Ini tidak menjawab apakah itu adil atau tidak adil bagi Socrates untuk melarikan diri dari penjara, jadi Socrates bertanya apa yang akan dikatakan Undang-undang (hukum negara) tentang meninggalkan kota.
Socrates mengklaim bahwa Undang-Undang akan mengatakan bahwa ia menghancurkan kota seluruhnya jika meninggalkan kota dan ini tidak adil. Selanjutnya Hukum akan mengatakan bahwa warga negara berdiri dalam kaitannya dengan kota, sebagai anak terhadap orangtua dan sebagai budak terhadap tuannya. Orator Hukum kemudian akan mengatakan bahwa negara telah memberikan kepada Socrates kelahiran, pengasuhan, pendidikan dan keikutsertaan dalam semua manfaat dan kebaikan yang disediakan bersama dengan semua orang yang sama-sama menjadi warga kota. Pertanyaan Hukum, apakah dalam upaya (meninggalkan kota) socrates tidak sedang mengusulkan untuk memperlakukan negara dengan adil. Hukum akan menyatakan bahwa Socrates tidak pernah meninggalkan kota untuk menghadiri suatu perayaan (kecuali hanya sekali di Isthmus), untuk tujuan lain (kecuali untuk pelayanan di militer), tidak pernah pergi keluar negeri dan tidak ingin mengenal kota lain, sehingga dikatakan bahwa Socrates puas menjadi warga kota dengan menjadi ayah bagi anak-anaknya di kota Athena. Kemudian hukum akan menanyakan apakah hukum benar kalau negara menyatakan bahwa socrates telah sepakat menjadi seorang warga negara berdasarkan persyaratan yang ditetapkan. Socrates tidak menyatakan bahwa ia puas dengan argumen Hukum, alih-alih bertanya Krito apakah mereka tidak harus menerimanya. Krito mengatakan mereka harus, dan dialog datang ke kesimpulan.
Referensi:
http://en.wikipedia.org/wiki/Crito ; 25/09/2010: 13.00 wib
Iones Rakhmat. (2009). Sokrates dalam Tetralogi Plato (Sebuah Pengantar dan Terjemahan Teks). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Minggu, 19 September 2010

Lilin Pelapis Buah


Tulisan kali ini, berawal dari temuan atas pengalaman yang tidak disengaja. Seperti biasa, saya mencuci dahulu apel dengan air matang sebelum memakannya. Pada saat mengerok kulit buah dengan pisau karena hendak membersihkan dari sedikit kotoran pada permukaan kulit buah, saya dapati adanya remah-remah lilin. Ketika semakin saya kerok kulitnya, semakin banyak serutan lilinnya. Seketika juga saya kupas kulit sebelum dimakan karena takut lilin tersebut beracun pada tubuh.


Ternyata setelah bertanya dan membaca beberapa jurnal, lilin pelapis apel itu dapat dimakan (edible film and coating) karena terbuat dari bahan pengawet yang tidak beracun. Bahan pengawet tersebut berfungsi untuk menjaga kesegaran buah selama proses distribusi hingga sampai ke tangan konsumen. Hal ini dilakukan karena buah terus mengalami respirasi setelah dipanen.

Kesegaran buah dapat dijaga dengan mengurangi tingkat transfer gas dan dengan mengendalikan faktor-faktor seperti komposisi gas pada buah (oksigen, karbon dioksida dan etilen), gas-gas disekitar buah, permeabilitas uap air, suhu, kelembababan relatif dan cahaya. Edible film and coating merupakan semi permeable barrier yang dapat menjaga kualitas makanan. Coating ini biodegradable (dapat hancur secara biologis) dan fisiknya menangkap karbondioksida yang berada di dalam buah, menyegel pori-pori serta mengurangi pertukaran gas yang terjadi melalui kulit buah1.

Beberapa contoh bahan pengawet pada pelapis kulit buah antara lain terbuat dari gliserol, kolagen, galaktomannans dan whey protein concentrate (berisi ascorbic acid ditambah dengan CaCl2). Lapisan film pada buah yang dapat dimakan tersebut, bukan berasal dari produk sintetis (bahan kimia buatan) tetapi antara lain terdiri atas tiga jenis bahan biologis yaitu polisakarida, protein dan lipida yang aman untuk dikonsumsi. Misalnya galaktomannan berasal dari albumin atau endosperma biji misalnya dari keluarga Leguminosae, Adenanthera pavonina (saga) dan Caesalpinia pulcherrima (kembang merak). Keduanya merupakan buah tropikal asia dan biasa digunakan sebagai tanaman hias.

Jadi, jangan khawatir untuk mengonsumsi buah apel bersama dengan kulitnya, asalkan terlebih dahulu dicuci. Berikut ini link jurnal yang berisi tentang contoh bahan pelapis buah (tidak saja apel) yang menunjukkan kekuatan edible film and coating dalam menjaga kesegaran buah dan komposisi dari bahan tersebut. Semoga bermanfaat J

Senin, 09 Agustus 2010

Narsis

Adanya situs jejaring sosial yang bermunculan saat ini, memudahkan para pengguna internet menjalin kembali komunikasi dengan teman lama atau memperluas pergaulan baru. Situs tsb menawarkan fitur yang beragam, antara lain: info profil pengguna, dokumentasi aktivitas pengguna, kotak info yang disediakan untuk menulis kegiatan/keadan/pikiran dari si pengguna internet, dan folder yang disediakan untuk menampilkan hasil tulisan. Fenonema ini memberikan banyak manfaat kepada masyarakat antara lain di bidang bisnis, pendidikan, seni, teknologi dan sosialita. Salah satu yang kerap kita dengar dari keuntungan situs jejaring sosial adalah sebagai ajang “Narsis”. Lalu, apa sih yang disebut dengan “Narsis”. Pembahasan mengenai Narsis adalah domain dari kajian psikologi. Namun, saya coba untuk mengurainya di kesempatan ini berdasarkan persepsi saya dari bacaan jurnal yang diunduh dari situs pencari informasi (google).

Terminologi Narsis berasal dari mitologi Yunani yang mengisahkan seorang pemuda tampan bernama Narcissus yang jatuh cinta pada refleksi wajahnya sendiri ketika melihat pantulannya di sebuah kolam. Menurut pendapat Freud1, mencintai diri sendiri adalah libidinal (hasrat seksual) untuk melengkapi egoisme naluriah dalam mempertahankan diri dan memelihara diri. Hal ini disebut narsisme normal, yang ada disetiap individu. Sedangkan istilah kontra dari narsisme primer adalah narsisme sekunder bersifat patologis seperti skizofrenia. Pada berikutnya, saya hanya membahas mengenai narsisme normal yang dapat dikatakan tingkat kenarsisan setiap individu itu berbeda-beda.


Orang yang narsis (narcissist) memiliki perhatian tinggi terhadap penampilannya di setiap kesempatan. Meskipun hal demikian adalah aspek dasar dari narsisme, namun sedikit informasi ilmiah yang menunjukkan penampilan fisik seorang narsis. Penelitian Vazire et al (2008) memberikan ciri fisik narcissist berdasarkan jepretan foto seluruh badan adalah suka menggunakan barang mahal, pakaian yang menyolok, terorganisir, penampilan rapih membutuhkan banyak persiapan, dan pada (perempuan) memakai make-up dan memperlihatkan belahan dada. Penampilan fisik mencerminkan kepribadian para narsis dengan keasyikannya berpenampilan yang baik, keinginan untuk menjadi pusat perhatian dan berfungsi sebagai kendaraan yang dapat digunakan untuk mempromosikan status mereka. Dalam hal memprediksikan masa depan, narcissist menggambarkan masa depannya berdasarkan harapan-harapannya bukan berdasarkan keadaan aktual saat ini.3

Narsisme telah digambarkan sebagai ''berkah campuran” karena terdiri dari fitur adaptif dan maladaptif. Di satu sisi, narcissist dapat tampil dengan sangat percaya diri di bawah tekanan, dan menerapkan taktik pengaturan diri dalam menjaga harga diri. Di sisi lain, narsis cenderung impulsif, gagal untuk belajar dari kesalahan mereka, dan mungkin yang paling diperhatikan adalah tentang kerentanan terhadap berbagai bentuk agresi termasuk agresi verbal, fisik, dan kekerasan 4.

Dengan menggunakan Narcissist Personality Inventory (NPI), Young & Pinsky (2007) membuat kesimpulan bahwa adanya signifikansi dari para selebritis yang lebih narsis dibandingkan dengan populasi mahasiswa MBA (Master of Business Administration) dan Populasi lain. Sedangkan pada variabel lain, laki-laki lebih narsis dibandingkan dengan perempuan.5 Selanjutnya pertanyaan yang muncul, apakah keuntungan dan kerugian dari narsis??

Menurut teori-teori yang digunakan Young & Pinsky (2007), narcissist memiliki sisi positif yaitu kelihatan tidak depresi, ekstrovert (bersifat terbuka), kuat untuk lebih disukai dan lebih baik di masyarakat dibandingkan non narsis. Fenomena umum untuk sifat ekstrovert dapat kita lihat pada situs jejaring sosial, dimana para narsis menulis keadaan, pikiran, pekerjaan, apa yang dimakan, apa yang dimasak, hasil tulisan, gagasan, sampai umpatan pun tak ayal kita temui pada dinding situs. Ekstrovert dan keinginan untuk disukai dapat membuat para narsis disukai pada awalnya. Di sisi negatif, para narsis mengharapkan perhatian, overconfident, dan sering kurang empati. Konsekuensi negatif ini membuat beberapa narcissist kesulitan untuk bekerja pada tingkat interpersonal dan sering kesan positif awal berubah menjadi negatif. Empati yang kurang juga menambah kesan negatif dan terlihat egois.

Satu hal yang masing-masing individu memiliki cara pandang yang berbeda terhadap dampak dari narsis ini, yaitu berkurangnya ranah private (ruang pribadi). Ada yang menganggap ini adalah sisi positif karena terbuka arena untuk laporan kegiatan sekaligus ajang pamer kualitas diri, namun untuk beberapa orang menganggap masih perlunya ranah private. Hal ini berkaitan dengan etika yaitu hal-hal yang mana perlu dan tidak perlu dilakukan yang berlaku di dalam nilai masyarakat secara umum. Kalau ditelaah, jejaring sosial sebatas narsis normal masih dapat ditoleransi karena tidak mengganggu dan mengkhawatirkan. Kecuali, kalau ada unsur-unsur merugikan pihak lain.

Narsis merupakan salah satu sifat yang mewarnai hidup manusia. Sering kita lupa mengembalikan makna hidup yang ingin kita capai (atau malah kita tidak/belum merumuskannya). Dengan mempertimbangkan segi positif dan negatif dari sifat narsis, maka mungkin kita dapat sedikit menyimpulkan ketingkat narsis mana diri ini akan ditempatkan. Karena hidup tidak hanya mencintai diri sendiri tetapi penting untuk dapat berbagi kasih dengan yang lain. Seperti yang dikatakan Dalai Lama “Universal concern is essential in solving global problems”.

Referensi:
2Simine V, P.N. Laura, J.R. Peter, D.G. Samuel. 2008. Portrait of a narcissist: Manifestations of narcissism in physical appearance. Journal of Research in Personality 42 (2008) 1439–1447
3Campbell W.K, A.S. Goodie, J.D. Foster. 2004. Narcissism, Confidence, and Risk Attitude. Journal of Behavioral Decision Making. J. Behav. Dec. Making, 17: 297–311 (2004), DOI: 10.1002/bdm.475
4Dennis E.R, A. Zeicner, J.D. Foster, M.A. Martinez. 2007. Effects of narcissistic entitlement and exploitativeness on human physical aggression. Personality and Individual Differences 44 (2008) 865–875. Elsevier Ltd. All rights reserved.
5Young S.M. & D. Pinsky. 2006. Narcissism and Celebrity.Journal of Research in Personality xxx (2006) xxx–xxx. 2006 Elsevier Inc.

Belajar Menari dengan Legowo

Saya sedang belajar menari. Dengan belajar menari, saya dapat merasakan bahagia, menikmati raga yang sehat, dan rupanya satu hal lagi yang s...